Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membangun platform berbasis satelit penginderaan jauh yang dapat dimanfaatkan untuk memantau kondisi bencana hidrologi di berbagai daerah. Dalam keterangannya, Kepala Pusat Riset Geoinformatika, Rokhis Khomarudin, mengatakan platform teknologi itu dinamakan Geomimo (Geoinformatika Multi-Input dan Multi-Output). Platform ini dirancang untuk melayani tiga jenis pengguna, yakni instansi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum. Platform itu mencakup elemen berbagi data, peningkatan kapasitas (SDM dan infrastruktur), dan kerja sama.
“Kami telah menggunakan platform-platform ini untuk membangun sistem pemantauan bencana terkait air,” jelasnya pada hari Jumat (24/5).
“Geomimo menjadi alat yang vital dalam pengelolaan sumber daya air dan penanggulangan bencana di Indonesia dan global,” imbuhnya.
Ia menerangkan bahwa Geomimo merupakan sebuah platform yang berfungsi untuk mengumpulkan data satelit penginderaan jauh dan geospasial (multi input), kemudian diolah dan dianalisis secara otomatis untuk menghasilkan berbagai informasi (multi output). Dengan kemajuan teknologi, sudah saatnya semau pihak berbagi data dan pengetahuan dalam pemanfaatan penginderaan jauh untuk penanggulangan bencana terkait air.
Pada penggunaannya di lapangan, Geomimo akan fokus pada riset dan pengembangan sistem untuk ketahanan pangan, lingkungan, kebencanaan, perhitungan emisi gas rumah kaca, serta isu strategis lainnya, seperti penangkapan ikan ilegal, penanaman ganja ilegal, dan isu pertahanan serta keamanan. Salah satu contoh penggunaan teknologi serupa misalnya seperti yang dilakukan Sentinel Asia dan International Disaster Charter untuk menganalisis data satelit penginderaan jauh sebelum dan sesudah bencana.