Magelang – Salah satu hal yang paling dinantikan dari perayaan Hari Waisak adalah festival pelepasan lampion yang diselenggarakan di Lapangan Marga Utama, Candi Borobudur, Magelang. Rangkaian perayaan Waisak 2568 BE ditutup dengan pelepasan lampion ini, sebagai lambang pengharapan akan masa depan yang lebih baik dan sebagai simbol kesediaan umat Buddha tuk menyalakan cahaya perdamaian.
Festival lampion tahun ini diorganisasikan oleh tim Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI). Terbuka untuk umum namun harus memiliki tiket khusus untuk masuk ke festival ini. Tiketnya sudah terjual ludes beberapa hari sebelum perayaan festival ini, dan ini menunjukan antusiasme yang sangat tinggi dari umat lintas agama. Harga tiket masuk ke festival lampion ini berkisar dari 320 – 500 Ribu Rupiah. Banyak wisatawan yang mengkhususkan kedatangannya hanya untuk melihat festival lampion yang hanya terjadi satu tahun sekali ini.
Pelepasan lampion ini dilakukan pada pukul 20.52.42 WIB, sebelum pelepasan para umat Buddha beserta biksu yang hadir melakukan sesi meditasi, ritual puja bakti, dan doa-doa bersama biksu sangha terlebih dahulu. Dikabarkan ada kurang lebih 8.000 umat Buddha yang tergabung dalam Organisasi Umat Buddha Indonesia (Walubi), hadir untuk berdoa di kawasan Candi Borobudur ini. Suasananya sangatlah syahdu, tenang, dan khusuk, walaupun banyak wisatawan yang bukan beragama Buddha, mereka tetap saling menghargai dan menghormati sesamanya.
“Pelepasan lampion Waisak merupakan acara yang ditunggu-tunggu setiap tahun oleh masyarakat. Pelepasan lampion ini sudah menjadi ikon Waisak Nasional di Candi Borobudur,” ungkap Koordinator Lampion Waisak Nasional 2568 BE/2024 Fatmawati yang juga Ketua Umum Wanita Buddha Mahanikaya Indonesia.
Banyak diunggah di media sosial, terlihat memang sangatlah indah pemandangan langit Magelang malam itu (23/5). Seperti melihat bintang namun jaraknya sangat dekat. Ditambah hampir semua pengunjung menggunakan busana nuansa putih, sehingga terasa sangat sakral dan penuh pengharapan. Diharapkan tema Waisak tahun ini bisa direalisasikan oleh umat Buddha dan seluruh warga Indonesia. Tema tahun ini adalah “Untuk Hidup Bahagia Sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran Yang Diajarkan Oleh Sang Buddha”, dengan sub-tema “Hindarilah Keserakahan Duniawi, Kebodohan, Kemarahan, dan Kebencian”.
Fakta unik dari festival lampion tahun ini, lampion yang diterbangkan sepenuhnya terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Akan terurai dengan sendirinya setelah melayang di udara, maka tak ada limbah atau sampah residu yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Semoga dengan momen ini menjadi wujud nyata keberagaman Indonesia yang didasari oleh toleransi dan kasih sayang antar umat beragama.


