China โ Perang dagang antara China dan Amerika terus belanjut. Setelah beberapa hari lalu pemerintah Amerika Serikat menaikkan tarif impor produk asal China, kini pemerintah China membalas dengan melakukan penyelidikan anti-dumping terhadap kopolimer (POM) yang diimpor dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan.
Kopolimer POM adalah sejenis plastic rekayasa yang dapat menggantikan logam seperti tembaga dan seng. Bahan ini digunakan dalam pembuatan suku cadang kendaraan, elektronik, hingga peralatan medis. Menurut Kementerian Perdagangan China, proses penyelidikan tersebut dapat selesai dalam waktu satu hingga satu setengah tahun.
Komisi Eropa, yang mengawasi kebijakan perdagangan Uni Eropa, mengatakan akan memantau penyelidikan yang dilakukan oleh China sebelum memutuskan langkah selanjutnya.
“Kami mengharapkan China untuk memastikan bahwa penyelidikan ini sepenuhnya sejalan dengan semua peraturan dan kewajiban WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) yang relevan,” kata salah satu juru bicara Komisi Eropa.
Di sisi lain, keputusan Amerika Serikat menaikkan tarif impor untuk produk asal China menimbulkan situasi unik. Saat nilai impor dari China menurun, ternyata nilai impor dari Vietnam justru naik drastis. Uniknya, barang-barang impor asal Vietnam itu sebenarnya merupakan produk asal China. Dengan kata lain, Vietnam mengimpor produk asal China untuk kemudian mengekspornya ke Amerika Serikat.
“Lonjakan impor China di Vietnam bersamaan dengan peningkatan ekspor Vietnam ke AS mungkin dianggap oleh AS sebagai perusahaan China yang memanfaatkan Vietnam untuk menghindari tarif tambahan yang dikenakan pada barang-barang mereka,โ kata Darren Tay, ekonom utama di perusahaan riset BMI.