Jakarta – Beberapa hari setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan, aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia. BI mencatat pekan ini nilai capital inflow yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 22,06 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding pekan lalu yang hanya Rp 4,04 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 13 sampai 16 Mei 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp22,06 triliun,” ujar Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono.
Banyak investor terpantau memburu SRBI, sehingga nilai capital inflow ke SRBI mencapai Rp19,17 triliun. Modal asing juga masuk ke instrument SBN dengan nilai Rp5,30 triliun. Di sisi lain, aliran modal asing yang keluar (capital outflow) pekan ini mencapai Rp2,40 triliun. Dengan demikian, data settlement hinggga 16 Mei mencatat capital inflow sebesar Rp53,18 triliun ke instrumen SRBI dan Rp 2,05 triliun ke pasar saham sejak awal tahun.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan nasional tidak terlepas dari langkah BI menaikkan suku bunga acuan pada bulan April lalu. Melihat situasi yang terjadi sekarang, terbukti menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen merupakan langkah yang tepat.
“Ini membuktikan bahwa kenaikan BI Rate maupun kenaikan suku bunga SRBI, itu memang berhasil menarik masuk aliran modal asing,” tutur Perry, dalam media briefing, di Kantor BI, Jakarta.
Kenaikan suku bunga BI membuat imbal hasil obligasi pemerintah menjadi lebih menarik. Hal ini yang kemudian mendorong investor untuk kembali menempatkan modalnya di dalam negeri.
“Keputusan kita menaikkan BI Rate dan jua suku bunga SRBI memang meningkatkan confidence pasar ataupun investor global sehingga itu menarik aliran modal asing portofolio,” jelasnya.