Jakarta – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis, dibuka naik di tengah surplus neraca perdagangan domestik pada April 2024.
Pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah melonjak 97 poin atau 0,61 persen menjadi Rp15.931 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.028 per dolar AS.
“Neraca perdagangan bulan April yang masih surplus dan pertumbuhan PDB kuartal I-2024 yang di atas 5 persen juga memberikan sentimen positif untuk rupiah,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus selama empat tahun berturut-turut dengan nilai kumulatif sebesar 157,21 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan bahwa surplus neraca perdagangan pada April 2024 sebesar 3,56 miliar dolar AS atau turun 1,02 miliar secara bulanan. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 atau empat tahun beruntun.
Di sisi lain, Ariston menuturkan penguatan rupiah juga didukung dengan rilis beberapa data ekonomi AS. Data CPI AS April 2024 menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Data penting yang juga dirilis bersamaan yaitu data penjualan ritel AS dan indeks manufaktur area New York mencatat penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
“Hal ini memberikan sentimen positif untuk aset berisiko karena penurunan ini memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS,” ujarnya.
CPI AS April 2024 tumbuh 3,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,5 persen (yoy). Sementara secara bulanan (month on month/mom), CPI April 2024 tercatat sebesar 0,3 persen, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,4 persen.
Ariston menuturkan rupiah berpotensi menguat lagi terhadap dolar AS hari ini, dan memperkirakan kurs rupiah bergerak di kisaran Rp15.950 per dolar AS sampai dengan Rp16.050 per dolar AS.