Jawa Timur – Seorang warga Ngawi bernama Davin Ahmad Sofyan (28) kehilangan istrinya Nira Pranita Asih (31) pada 27 April 2024. Nira meninggal dunia setelah melakukan proses pencabutan gigi geraham. Kondisi Nira disebut memburuk pasca proses pencabutan gigi, mulai dari gusi membengkak hingga dilaporkan mengalami radang yang berujung infeksi. Naas, infeksinya sudah telanjur menjalar sampai ke paru-paru.
Semasa dirawat di rumah sakit, Nira sempat menjalani operasi torakotomi yakni pembelahan dada untuk mengatasi infeksi, tetapi situasinya tidak kunjung membaik sampai akhirnya meninggal dunia.
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Usman Sumantri, mengatakan bahwa pihaknya telah memanggil dokter yang menangani Nira. Mengutip keterangan dokter terkait, Usman menjelaskan proses pencabutan gigi geraham sudah dilakukan sesuai standar pelayanan. Pihaknya juga mengecek foto rontgen sebelum dan setelah pencabutan gigi dilakukan.
Sekalipun demikian, Usman merekomendasikan agar dilakukan investigasi pada tahap pasca pencabutan gigi. Termasuk mencari tahu seperti apa dan sejauh mana infeksi yang dialami Nira. Apalagi rentang waktu kondisi Nira memburuk sampai mengalami keluhan awal relatif panjang, hingga lebih dari dua bulan.
“Jadi kalau saya berpendapat, ada sesuatu yang mesti didalami. Karena itu kaitannya dengan infeksi yang ke dalam, sampai ke paru. Sementara kita tidak tahu kondisi paru-nya saat itu seperti apa,” jelasnya.
Terkait proses operasi yang dijalani Nira, Usman menyebut operasi yang dilakukan dokter terkait relatif cepat. Pasalnya, kondisi gigi pasien saat itu bukan dalam kasus berat seperti adanya impaksi (keadaan saat gigi tidak bisa tumbuh atau muncul sepenuhnya pada posisi normal di rahang karena terhalang oleh gigi lain, tulang, atau jaringan).
“Operasinya sangat sederhana, prosesnya sangat cepat. Bukan karena kasus impaksi gigi nggak tumbuh. Itu tumbuhnya biasa, sudah agak miring, dan sudah agak goyang. Jadi proses pencabutannya cepat sekali selesai,” imbuhnya.