Jalur Gaza – Gelombang pengungsian warga sipil makin masif seiring makin sengitnya pertempuran antara militer Israel dengan Hamas di Kota Rafah. Hingga saat ini, sekitar 300.00 dari 1,3 juta warga telah mengungsi. Kantor berita AP melaporkan, umumnya pengungsi menuju ke Kota Khan Younis yang menjadi salah satu pusat penampungan pengungsi. Meski kondisi lingkungannya buruk, tempat tersebut dianggap jauh lebih aman daripada wilayah lain.
Kondisi Kota Rafah saat ini makin mencekam. Ledakan terdengar di mana-mana, sementara banyak bangunan runtuh dan jalanan penuh puing. Sejauh ini pasukan Israel telah menembus beberapa titik pertahanan batalyon militer Hamas. Namun para anggota Hamas terus melancarkan perlawanan dengan sengit. Setidaknya 18 warga Kota Rafah tewas dan enam lainnya terluka dalam 24 jam terakhir. Para korban kini telah dievakuasi ke Rumah Sakit Kuwait.
Seorang pejabat senior Mesir mengatakan bahwa pemerintahnya telah mengajukan protes kepada Israel, Amerika Serikat, dan pemerintah Eropa. Mesir menganggap serangan terhadap Rafah telah menempatkan perjanjian perdamaian yang telah berumur puluhan tahun dengan Israel – yang merupakan landasan stabilitas regional – dalam risiko tinggi. Pejabat itu berbicara tanpa menyebut nama, karena tidak berwenang memberi pengarahan kepada media.
Di sisi lain, Mesir juga dikabarkan bakal memberi dukungan resmi kepada Afrika Selatan yang mengajukan tuduhan genosida oleh Israel di Mahkamah Internasional. Kementerian Luar Negeri Mesir merujuk pada memburuknya tingkat keparahan dan cakupan serangan Israel terhadap warga sipil Palestina.