Inggris – Perusahaan vaksin AstraZeneca mengumumkan penarikan semua vaksin Covid-19 buatannya dari seluruh dunia. Keputusan penarikan ini terjadi di tengah pelemik soal efek samping serius dari vaksin tersebut. Dalam pernyataan resminya, AstraZeneca mengatakan bahwa penarikan disebabkan kian menurunnya permintaan dan adanya vaksin lain yang lebih efektif.
“Dengan beragamnya varian vaksin COVID-19 yang telah dikembangkan, terdapat surplus vaksin-vaksin terbaru yang tersedia. Hal ini telah menyebabkan penurunan permintaan untuk Vaxzevria, yang tidak lagi diproduksi atau dipasok,” demikian petikan pengumuman resmi AstraZeneca.
Saat ini AstraZeneca tengah menghadapi gugatan dalam class action di Inggris terkait efek samping vaksin buatannya. Para penggugat menuding efek samping vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca menyebabkan kematian dan cedera serius dalam puluhan kasus.
Gugatan pertama diajukan pada 2023 oleh Jamie Scott. Pria asal Inggris ini mengalami cedera otak permanen usai mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca pada April 2021. Ia mengalami pembekuan darah dan pendarahan otak yang membuatnya tidak bisa bekerja.
Mengutip Telegraph, AstraZeneca menentang klaim tersebut. Namun dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi di London, Inggris, pada bulan Februari, AstraZeneca menuliskan vaksin COVID-19 buatannya “dalam kasus yang sangat jarang”, menyebabkan trombosis dengan sindrom trombositopenia.
Walau penarikan vaksin sama sekali tidak menyinggung soal efek samping, banyak pihak menduga hal itu tetap ada kaitannya.