Saat ini para ilmuwan sedang melakukan riset terhadap potensi tanaman pegagan mengatasi defisit memori di hipokampus dan kesehatan mental. Hipokampus adalah bagian dari otak yang berukuran 5 centimeter, tetapi memiliki fungsi ebagai pusat penting pembelajaran, konsolidasi memori, dan fungsi pemetaan kognitif. Akan tetapi, sayangnya hippocampus rentan mengalami stress sehingga pengaruh stress yang berkepanjangan pada hipokampus menjadi perhatian utama pada bidang neurosains dan kesehatan mental.
Salah satu terapi yang kini sedang dikembangkan untuk mengatasi defisit memori di hipokampus adalah menggunakan tanaman herbal Centella asiatica, atau yang lebih dikenal sebagai pegagan yang senyawa aktifnya ditengarai mampu meningkatkan kemampuan belajar dan memori pada manusia.
Saat berpidato dalam acara pengukuhan dirinya sebagai guru besar Bidang Ilmu Anatomi Univeritas Gajah Mada (UGM), Prof. Dwi Cahyani Ratna Sari menyinggung hasil penelitian tersebut akan sangat bermanfaat meningkatkan kualitas memori.
“Di sana, memori jangka pendek dapat diolah menjadi ingatan jangka panjang dan disimpan pada korteks serebri melalui proses plastisitas sinaptik. Seseorang juga dapat mengetahui dimana dirinya dan apa yang sedang dilakukannya akibat dari pemetaan kognitif lingkungan spasial dari hipokampus,” katanya.
“Secara umum, pegagan ini juga memperbaiki memori spasial pasca stres melalui efek ansiolitik, dan kemampuannya dalam meningkatkan sintesis neurotransmitter, terutama dopamin, yang mendukung proses konsolidasi memori melalui LTP,” lanjutnya.
Efek ini timbul karena senyawa aktif yang ada pada pegagan, seperti asam asiatik dan asiatikosida, diyakini dapat menembus sawar darah-otak, mempengaruhi permeabilitas glukokortikoid, dan meningkatkan influx ion kalsium, yang kemungkinan memperbaiki proses daya ingat dengan mengoptimalkan fungsi neuron di hipokampus.