Sulawesi Tenggara – Banjir yang melanda Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, selama beberapa hari terakhir terus meluas. Hingga hari Jumat (10/5), setidaknya ratusan rumah penduduk di Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Langgikima, Kecamatan Oheo, Kecamatan Landawe, dan Kecamatan Wiwirano terendam banjir. Bahkan banjir sampai menggenangi Jalan Trans Sulawesi, memutus total jalur yang menghubungkan Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Tengah.
Sejumlah mobil yang memaksa untuk menerobos banjir akhirnya tenggelam dan ditinggal pemiliknya. Akses satu-satunya untuk melewati banjir adalah rakit yang disewakan warga. Guna mengatasi kondisi ini, warga bersama pemerintah Kecamatan Oheo berjibaku membuat rakit untuk digunakan sebagai alat penyeberangan kendaraan yang terjebak banjir.
“Kami bersama warga bergotong royong membuat rakit untuk membantu warga yang terjebak banjir,” kata Idrus, Kepala Desa Sambandete, Kecamatan Oheo.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, Aidin, mengatakan hingga hari Kamis (9/5) kemarin ada 983 orang yang terdampak. Namun ia belum dapat memastikan data terbaru untuk hari Jumat (10/3), karena kendala akses transportasi dan komunikasi di lokasi bencana.
“Kami masih memantau dan masuk ke lokasi pemukiman warga. Evakuasi masih terus berjalan, saat ini yang kami utamakan adalah menempatkan pengungsi di wilayah aman,” kata Aidin.
Saat mengunjungi lokasi bencana, Bupati Konawe Utara, Ruksamin, mengatakan pihak pemerintah daerah terus berusaha melakukan berbagai upaya demi menolong warga yang terdampak. Terutama menjangkau warga di daerah yang terisolir dan memastikan distribusi bantuan tersalurkan dengan baik.
“Ada 28 desa di enam kecamatan di Kabupaten Konawe Utara yang terdampak banjir. Akses ke beberapa desa terputuskarena genangan air cukup tinggi,” jelasnya.