Jakarta – Air danau kawah Gunung Dempo beberapa hari ini mengalami perubahan. Air yang semula berwarna hijau toska, berubah warna menjadi abu-abu disertai kemunculan asap berwarna putih dengan intensitas tipis.
Menurut Kepala Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, fenomena ini disebabkan beberapa faktor. Di antaranya curah hujan tinggi, peningkatan suhu air danau, dan adanya arus konveksi berupa air dengan temperatur lebih tinggi naik ke permukaan sedangkan air yang temperatur lebih rendah turun ke bagian bawah danau. Selain itu, terdapat indikasi pemanasan yang cukup intensif oleh magma di bawah danau kawah. Ini didukung oleh meningkatnya amplitudo tremor yang terekam serta asap tipis yang terlihat di atas danau kawah.
“Apabila pemanasan oleh magma berlangsung terus-menerus, maka akan meningkatkan potensi terjadinya erupsi freatik di Gunung Dempo,” kata Wafid.
Pada 1-8 Mei 2024, jaringan stasiun seismik merekam 1 kali gempa frekuensi rendah, 1 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa terasa, 4 kali gempa tektonik jauh, dan 8 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 0,8 milimeter. Gunung Dempo memiliki potensi bahaya berupa erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa lontaran hingga radius satu kilometer dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin.
Gunung Dempo berada di Provinsi Sumatera Selatan. Secara administratif mencakup wilayah Lahat, Empat Lawang, dan Kota Pagar Alam. Tingkat aktivitas Gunung Dempo saat ini menyandang status waspada atau level II. Badan Geologi meminta penduduk tidak mendekati dan bermalam di pusat aktivitas kawah dalam radius 1 kilometer serta arah bukaan kawah sejauh 2 kilometer ke sektor utara.