Jalur Gaza – Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pengiriman bahan bakar ke Jalur Gaza telah diblokir oleh pasukan Israel. Dengan pemblokiran ini, bahan bakar untuk menjalankan rumah sakit di Jalur Gaza selatan hanya cukup untuk tiga hari mendatang.
“Penutupan perbatasan terus menghalangi PBB untuk membawa bahan bakar. Tanpa bahan bakar, semua operasi kemanusiaan akan terhenti. Penutupan perbatasan juga menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata Tedros di X.
“Rumah sakit di selatan Gaza hanya mempunyai sisa bahan bakar untuk tiga hari, yang berarti layanan akan segera terhenti,” lanjutnya.
Sementara itu, Medical Aid for Palestine (MAP) mengungkapkan bahwa Marwan Homs, kepala Rumah Sakit Abu Youssef al-Najjar di Rafah, telah melaporkan rumah sakit yang dipimpinnya tidak lagi berfungsi karena semua staf telah diperintahkan untuk mengungsi.
“Ini adalah rumah sakit terbesar di Rafah,” kata MAP.
“Ini berarti sistem kesehatan di Rafah yang sudah kewalahan dan kekurangan sumber daya kini hanya tinggal Rumah Sakit Kuwait, yang merupakan rumah sakit LSM dengan kapasitas sekitar 16 tempat tidur; RS Lapangan Marwani yang hanya menjadi titik stabilisasi trauma; dan Rumah Sakit Al-Emairati, yang hanya merupakan rumah sakit bersalin,” tambahnya.
Israel melakukan blokade terhadap lalu lintas orang maupun barang dari dan ke Kota Rafah untuk menghancurkan batalyon Hamas yang masih bertahan di sana. Sejauh ini pasukan Israel mengklaim telah menemukan beberapa infrastruktur Hamas di Rafah timur dan melakukan serangan ke beberapa target di perbatasan Rafah sisi Gaza. Di lain pihak, Hamas menyatakan pasukannya sedang bertempur di Rafah timur.