Gaza – Guna mencegah serangan darat militer ke Rafah, pemerintah Amerika Serikat pekan lalu telah menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Menurut seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak ingin disebutkan namanya, senjata yang dihentikan adalah yang berpotensi digunakan di Rafah.
“Kami telah menghentikan satu pengiriman senjata pada minggu lalu. Terdiri dari 1.800 bom seberat 2.000 pon (900kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon (225kg),” kata pejabat tersebut.
“Kami secara khusus fokus pada penggunaan akhir bom seberat 2.000 pon tersebut dan dampak yang mungkin ditimbulkannya di lingkungan perkotaan yang padat seperti yang telah kita lihat di wilayah lain di Gaza. Kami belum membuat keputusan akhir tentang bagaimana melanjutkan pengiriman ini,” tambahnya.
Amerika Serikat tentu berharap penghentian pengiriman senjata serta perundingan damai yang sedang diadakan di Mesir akan menghentikan rancana serangan ke Rafah. Perundingan damai sendiri berjalan sangat lambat. Israel tetap bersikeras ingin melanjutkan perang agar Hamas tidak memiliki kesempatan mengkonsolidasikan kekuatannya kembali.

Hal yang dikhawatirkan pun terjadi pada hari Selasa (7/5). Pasukan militer Israel melakukan manuver untuk memasuki Rafah. Dalam hitungan jam, pasukan Israel telah merebut perbatasan utama antara Mesir dan Gaza selatan, sekaligus menutup jalur bantuan penting ke daerah kantong Palestina. Dengan menguasai perbatasan Rafah, Israel kini memperoleh kendali penuh atas masuk dan keluarnya orang maupun barang untuk pertama kalinya sejak menarik tentara dan pemukim dari Gaza pada tahun 2005.
Hingga hari Rabu (8/5), serangan Israel ke Rafah terus berlanjut. Serangan tidak hanya menyasar daerah pemukiman, tetapi juga kantor-kantor pemerintahan. Sementara itu, Israel masih melarang bantuan kemanusiaan PBB memasuki Rafah untuk sementara waktu.