Tanjung Selor – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kondisi perekonomian Provinsi Kalimantan Utara triwulan I 2024 tetap mengalami pertumbuhan, yakni 4,78 persen dari triwulan sama pada 2023.
“Pertumbuhan itu menunjukkan performa perekonomian Kaltara masih stabil di tengah perlambatan ekonomi global,” kata Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai di Tanjung Selor, Rabu.
Meskipun menunjukkan pertumbuhan positif, BPS mengingatkan perlunya mewaspadai perlambatan ekonomi global dapat berdampak pada Kaltara.
Menurutnya, Pemerintah dan Pemerintah Daerah juga perlu memantau secara cermat berbagai faktor seperti konflik di Timur Tengah dan Eropa, perlambatan pertumbuhan ekonomi China, dan perubahan iklim yang memicu kenaikan harga pangan dan energi global.
Ia merinci fenomena triwulan I 2024 yang mempengaruhi ekonomi Kaltara antara lain Indeks Manufaktur Bergerak (PMI) Bank Indonesia (BI) menunjukkan perlambatan pada triwulan I 2024 sejalan dengan penurunan produksi perikanan tangkap akibat cuaca dan gelombang tinggi.
Selain itu, terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kaltara ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
Mas’ud mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kaltara pada triwulan I 2024 lebih rendah dibandingkan triwulan I 2023, namun lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2022. Inflasi Kaltara pada Maret 2024 masih terkendali di angka 2,62.
“Fenomena lainnya yaitu realisasi belanja APBD Kaltara pada triwulan I 2024 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar dia.
Dibanding dengan triwulan sebelumnya yaitu triwulan IV 2023, ekonomi Kaltara mengalami kontraksi dan merupakan tren musiman.
Secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi di lapangan usaha perdagangan, listrik, dan gas (12,80persen). Dan dibanding triwulan sebelumnya, terdapat lima lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan, yaitu informasi dan komunikasi, real estat, jasa keuangan dan asuransi, perdagangan besar dan eceran, dan perdagangan lainnya.
“Sektor administrasi pemerintahan mengalami kontraksi terdalam,” ujarnya.
Adapun struktur Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara triwulan I 2024 dengan migas dan batu bara didominasi sektor pertambangan dengan share atau kontribusi sebesar 29,52 persen, pertanian 15,21 persen, perdagangan 12,89 persen, konstruksi 12,36 persen, dan industri pengolahan 8,14 persen.
Kelima lapangan usaha tersebut berkontribusi 78,13 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltara.
Jika tanpa migas dan batu bara, kontribusi lima lapangan usaha tersebut turun menjadi 71,19 persen. Pertambangan hanya memiliki share kontribusi sebesar 7,17 persen.
PDRB Kaltara triwulan I 2024 atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp35,291 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) senilai 17,6 triliun.
“Dibandingkan triwulan I 2023, maka ekonomi Kaltara tumbuh 4,78 persen, dan jika dibandingkan triwulan IV 2023, mengalami kontraksi 2,48 persen,” ujarnya.