Jakarta – Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo, menyampaikan kebanggaannya atas eksistensi Prof Mahfud MD. Hal itu disampaikan saat memberi sambutan dalam Halal Bihalal Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) di Auditorium Kementerian PUPR, Sabtu (04/05/2024).
“Yang saya hormati Majelis Wali Amanat dan yang selalu kita banggakan Bapak Prof Dr Mahfud MD, kita selalu bangga dengan Bapak,” kata Widodo.
Ungkapan rasa bangga yang sama turut disampaikan secara khusus oleh tokoh-tokoh di UB maupun IKA UB. Antara lain Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, Mohammad Zainal Fatah dan Ketua Panitia Halal Bihalal IKA UB, Arif Suryaman.
“Kepada yang kita cintai, kita banggakan Bapak Prof Mahfud MD, kita selalu bangga dengan Bapak,” ujar Arif.
Mahfud MD sendiri hadir sebagai Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya. Dalam Halal Bihalal yang turut dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu, Mahfud MD mendapat amanah untuk menyampaikan tausiyah.
Dalam tausiyahnya, Mahfud mengatakan, Halal Bihalal secara ritual memang acara untuk saling meminta maaf dan saling memberi maaf. Hal itu dilakukan manusia agar tidak ada sangkutan yang menghalangi pahala-pahala mereka ketika di akhirat nanti.
Sebab, ia mengingatkan, ada hadist yang menekankan betapa dosa-dosa kita kepada Allah SWT akan mendapat ampunan. Namun, akan sulit bagi kita mendapat ampunan jika kita meninggalkan dunia ini tapi masih memiliki dosa kepada sesama manusia.
“Maka, Halal Bihalal itu secara ritual memang acara saling minta maaf, saling memberi maaf dan meminta maaf,” kata Mahfud.
Ia menuturkan, orang-orang yang ketika meninggalkan dunia ini tidak sempat meminta maaf kepada manusia lain yang disakitinya disebut muflis. Mereka akan mendapat kesulitan karena banyak menghadapi gugatan-gugatan di akhirat kelak.
“Kata Nabi, muflis itu orang yang ketika mati mau dimasukkan surga karena puasanya baik, shalatnya baik, zakatnya baik, tapi tidak jadi karena ketika disuruh masuk surga datang orang menggugat, dia punya dosa kepada saya, lalu diambil pahalanya,” ujar Mahfud.
Mahfud turut mengingatkan, meminta maaf penting karena kita tidak boleh cuma takut kepada neraka yang ada di akhirat saja. Sebab, ia menekankan, manusia yang menyakiti manusia lain dapat pula menerima atau merasakan neraka ketika di dunia.
Koruptor, misal, setelah ke luar penjara bisa alami neraka di dunia seperti dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat. Maka itu, Mahfud mengajak alumni-alumni Brawijaya memanfaatkan momen Halal Bihalal untuk meminta dan memberi maaf.
“Mari sekarang, setelah bergembira, melakukan ritual sunnah, ritual yang jadi tradisi Indonesia, kita saling meminta maaf dan memberi maaf,” kata Mahfud