Jakarta – Produsen AstraZeneca untuk pertama kalinya mengakui bahwa vaksin yang mereka produksi secara umum dapat menyebabkan efek samping yang sangat jarang terjadi, yakni Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome atau VITT (Vaccine Immune Thrombosis with Thrombocytopenia). Ini adalah sindrom langka yang ditandai dengan terjadinya trombosis (pembekuan darah) dan trombositopenia (jumlah trombosit rendah). Pengakuan tersebut disampaikan melalui dokumen pengadilan kasus gugatan perwakilan kelompok (class action) di Inggris.
Pengacara salah satu korban, seorang pria yang mengalami kerusakan otak setelah divaksin menggunakan AstraZeneca, menganggap pengakuan merupakan sesuatu yang sangat signifikan. Sementara sejumlah penggugat mengeklaim mereka telah kehilangan keluarga dan kerabat akibat efek samping ini. Dalam beberapa kasus lain, vaksin ini juga dituduh menyebabkan cedera serius.
Menanggapi polemik yang terjadi, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan soal efek samping vaksin COVID-19 asal Inggris, AstraZeneca.
“Meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk tidak menutupi informasi tentang efek samping vaksin AZ, dan meminta keterbukaan produsen vaksin COVID-19 AZ untuk menjelaskan kepada masyarakat sekecil apapun efek yang ditimbulkannya vaksin tersebut,” katanya.
Ia juga meminta pemerintah dan Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) segera melakukan survei yang lebih intensif. Selani itu, Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) diharapkan terus melakukan pemantauan terhadap efek samping yang ditimbulkan oleh setiap kasus dari vaksin COVID-19 di seluruh negara, guna keperluan penelitian lebih lanjut.
“Dan meminta Kemenkes bersama Komnas PP KIPI agar terus memantau masyarakat melalui surveilans aktif dan pasif pasca imunisasi COVID-19, utamanya kepada masyarakat yang memperoleh vaksin AstraZeneca guna memastikan tidak adanya kasus dari efek samping AstraZeneca,” pungkasnya.