Jakarta – Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Chico Aura Dwi Wardoyo, sepasang kakak beradik yang mendedikasikan dirinya untuk menjadi atlet badminton Indonesia. Tak banyak yang tahu kalau mereka kakak beradik jika dilihat dari mukanya, namun jika dilihat dari namanya, pasti langsung paham bahwa mereka saudara kandung. Kini Chico berusia 25 tahun dan Ester 19 tahun, berjarak tujuh tahun dengan Chico, Ester menekuni jalannya juga sebagai atlet seperti kakaknya.
Hari ini, Ester menjadi penentu kemenangan atas Thailand dalam perempatfinal Piala Uber dan membawa tim bulutangkis putri Indonesia melawan Korea Selatan di semifinal, Sabtu besok.
Tampil sebagai tunggal kedua di partai ketiga, Ester Dwi Wardoyo memastikan kemenangan Indonesia 3-0 setelah memenangkan laga rubber game sengit atas wakil Thailand Supanida Katethong dengan skor 19-21, 21-19, 21-19 dalam tempo 83 menit.
Sementara itu, Chico Dwi Wardoyo sejatinya disiapkan di tunggal ketiga atau partai kelima melawan pebulutangkis Korsel Lee Yun Gyu. Namun, karena partai keempat menunjukkan skor 3-1 untuk Indonesia, maka laga kelima tak lagi perlu dimainkan.
Baik Ester maupun Chico lahir di Jayapura dan mulai mengambil langkah awal bermain bulutangkis dengan bergabung ke klub Exist. Sama-sama bermain dari level junior, hingga sekarang bisa berada di satu laga untuk memperjuangkan Indonesia di ajang Thomas Cup dan Uber Cup. Ini merupakan kali kedua mereka berdua bermain bersama di ajang beregu yang sangat bergengsi ini. Di tahun 2020, keduanya juga bermain bagi Indonesia. Thomas Cup 2020 menjadi sangat bersejarah karena setelah puasa gelar selama 19 tahun.
Pada Thomas Cup tahun ini, salah satu match kemenangan yang Chico raih menuai komentar positif adalah ketika dirinya melawan Kidambi Srikanth, pemain asal India yang pernah bertengger di ranking satu dunia. Kemenangan ini menunjukan daya juang Chico yang sangat tinggi. Lewat tiga game, Chico akhirnya bisa menang dan menyempurnakan langkah Indonesia sebagai juara grup.
Sementara itu, Ester malah sudah bermain sebanyak empat kali, dengan kekalahan sekali ketika melawan Jepang, Aya Ohori. Walau kalah, Ester juga tuai komentar positif, karena pemain yang masih berusia 19 tahun bisa menyeimbangi permainan Aya Ohori. Kalah tipis 21-14, 20-22, dan 18-21, permainan Ester sangatlah baik dengan stamina yang prima pula.
Setelah pertandingan melawan Kidambi Srikanth Chico memiliki kepercayan diri yang sangat tinggi, “Pastinya saya tetap mau menang, menyumbang poin untuk tim jadi tadi tetap tampil ngotot. Setelah ini saya akan mempersiapkan diri lagi untuk pertandingan berikutnya,” ungkap Chico dalam post match interview, Rabu lalu.
Sedangkan adiknya, ketika akun Instagram @badminton.ina mengunggah hasil matchnya melawan Aya Ohori, dibanjiri komentar positif. “Ohori itu ranking berapa sih? Ester keren banget loh bisa ngimbangin bahkan ngasih perlawanan sengit” komen akun @elaur*.
Ohori ternyata berada di posisi 11 ranking dunia, dan Ester jauh dibelakangnya posisi 38. Namun ia berhasil menyeimbangkan permainannya.
“Gak apa2 Ester, seniormu aja sering kalah lawan Ohori. Dia udah matang, TTY aja beberapa kali kalah dr Ohori. Memang harus main rapi tanpa error kalo pengin ngalahin WS top 10,” ungkap akun @juraganju*** dalam kolom komentar.
Keduanya benar-benar dipandang baik dan dipercaya warga Indonesia untuk mewakili Indonesia dalam pertandingan kelas dunia. Kepercayaan ini harus dipegang oleh kakak beradik ini, agar mereka terus memberikan potensi terbaiknya bagi Indonesia. Khususnya di laga semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 yang menjadi harapan Badminton Lovers Indonesia untuk memulangkan dua piala kebangaan bulutangkis beregu dunia ini.