Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyatakan inflasi pada April 2024 RI tetap tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Direktur Departemen Komunikasi BI, Fadjar Majardi, mengatakan hal ini hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta sinergi pengendalian inflasi yang dilakukan Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Fadjar menjelaskan, inflasi pada bulan April 2024 tercatat sebesar 0,29 persen secara month to month (mtm), atau lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,23 persen mtm. Hal ini seiring dengan kenaikan permintaan musiman pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, serta didorong oleh peningkatan harga komoditas global, terutama emas.
“Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan gula pasir. Secara tahunan, inflasi inti April 2024 tercatat sebesar 1,82 persen yoy, meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,77 persen yoy,” jelasnya (3/4).
Adapun kelompok volatile food pada April 2024 mengalami deflasi sebesar 0,31 persen mtm, atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 2,16 persen mtm. Deflasi kelompok volatile food tersebut disumbang terutama oleh komoditas cabai merah, beras, telur ayam ras, dan cabai rawit. Penurunan harga komoditas pangan sangat dipengaruhi oleh datangnya musim panen, khususnya komoditas aneka cabai dan beras. Namun deflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas bawang merah, tomat, dan bawang putih.
Fadjar mengatakan secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 9,63 persen secara year on year (yoy). Angka itu menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 10,33 persen yoy.
“Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan kembali menurun seiring dengan berlanjutnya musim panen, serta didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah, sehingga mendukung upaya stabilisasi harga pangan,” pungkasnya.