Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan harga bawang merah yang meroket menyebabkan komoditas tersebut memberikan andil inflasi terbesar pada Maret 2024. Bawang merah mengalami inflasi 30,75% dengan andil inflasi 0,14%, tertinggi sejak Januari 2021.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan kenaikan harga bawang merah terjadi karena menurunnya pasokan (supply) bawang merah di beberapa wilayah.
“Inflasi ini adalah yang tertinggi selama periode Januari 2021 sampai April 2024 untuk bawang merah,” kata wanita yang akrab disapa Winny itu dalam konferensi persnya.
Seretnya pasokan bawang merah sejalan dengan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa curah hujan pada Maret 2024 sangat tinggi terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian utara atau Pantura. Peristiwa ini berdampak pada harga bawang merah di April 2024.
“Kenaikan harga disebabkan karena terganggunya produksi di wilayah sentra (produksi) karena banjir di sepanjang wilayah Pantura seperti Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, Grobogan, Pati dan lain-lain,” terang Winny.
Dilihat dari panel harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata nasional bawang merah tercatat sebesar Rp 51.380/kg. Selain bawang merah, komoditas pangan penyebab inflasi April 2024 yakni tomat (inflasi 13,72%) setelah sebelumnya mengalami deflasi 2 bulan berturut-turut. Kemudian bawang putih (inflasi 5,51%), meskipun tekanan inflasinya sudah melandai seiring realisasi impor yang meningkat pada Maret 2024.
“Tekanan inflasi ayam ras juga berkurang sejalan dengan peningkatan produksi dan juga peningkatan produksi jagung pipilan kering pada Maret dan April 2024,” tuturnya.
Sebagai catatan, pada April 2024 terjadi inflasi sebesar 0,25% secara bulanan (month to month/mtm) atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 106,40 pada April 2024. Secara tahunan (year on year/yoy), terjadi inflasi 3%.