Jakarta – Belakangan ini sering merasa panas? Bahkan tak hanya di siang hari, di malam hari-pun sering terasa panas. Hal ini ternyata disebabkan oleh gelombang panas atau heat wave yang sedang melanda negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Suhu menjadi melonjak tinggi dan mengganggu aktivitas banyak orang. Memang di Indonesia dampaknya tak separah itu, karena masih belum menyentuh angka 40 °C. Sedangkan di negara tetangga, Thailand, suhu bisa mencapai 45°C, Myanmar mencapai 44°C, dan Laos menyentuh suhu 42,7°C sekaligus menjadi rekor terbaru. Sedangkan di New Delhi, India, temperatur mencapai 46°C, sedangkan di Karachi, Pakistan, mencapai 47°C.
Meningkatnya suhu udara ini memang tidak bisa dihindari, “”Setiap tahun ketika kita memasuki bulan Mei dan Juni, jika kita berada dalam fase El Nino, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia akan menyebabkan suhu selalu mendekati rekor,” ungkap Profesor Benjamin Horton, Direktur Earth Observatory of Singapore. Sulit memang untuk bisa merubah keadaan, karena memang terjadi karena faktor alamiah, walau memang ulah manusia yang memperparah keadaan. Khususnya kegiatan yang memperparah efek gas rumah kaca, seperti deforestasi, pembakaran bahan bakar fosil, hingga menggunakan plastik.
Suhu panas ini jelas sangat membahayakan manusia, di Thailand bahkan suhu yang terasa bagi tubuh manusia mencapai 52°C dan masuk kategori yang sangat berbahaya. Tubuh yang tak terbiasa menerima panas yang separah itu bisa membuat tubuh lemas dan jatuh sakit, itulah yang biasa disebut heat stroke atau serangan panas. Di Thailand, sedikitnya sudah ada 30 orang meninggal akibat heat stroke.
Di India, sampai 16 orang meninggal akibat hal yang sama, sampai mereka harus membuat aturan untuk warganya tidak beraktivitas di luar rumah, salah satunya sekolah yang diliburkan. Begitupula dengan Filipina, pemerintah mengambil langkah untuk melakukan kelas daring bagi pelajar dan mahasiswa, guna meminimalisir efek dari heatwave ini.
Masyarakat Indonesia harus bersiap akan menghadapi gelombang panas ini. Siap tidak siap harus dihadapi, namun setidaknya tubuh kita bisa memproteksinya dengan minum air putih yang banyak agar tubuh tetap terhidrasi. Memang terdengar sepele, namun dampak dari minum air putih nyata adanya. Lantas kira-kira kapan gelombang panas itu masuk Jakarta? Hal ini telah diungkapkan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto “Jakarta sendiri diperkirakan masuk musim kemarau pada bulan Juni, untuk Bekasi utara masuk bulan Mei,” jawab Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.
Semoga panas yang dialami negara-negara di Asia ini bisa kembali normal, dan tentu semua warganya harus selalu melakukan proteksi dini pada dirinya. Agar tak ada lagi korban jiwa akibat panas ini.