Jakarta – Kita sudah terbiasa mendengar ungkapan ’Dari Miangas Sampai Pulau Rote’. Nah, seperti apa sebenarnya kabupaten paling selatan di Indonesia yakni Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur?
Kabupaten Rote Ndao merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kupang. Tak hanya terletak paling selatan di Indonesia, kabupaten ini terletak paling selatan di benua Asia secara keseluruhan.
Untuk lebih mengenal Kabupaten Rote Ndao, berikut ulasannya dikutip dari laman Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan Pemkab Rote Ndao.
Sejarah Kabupaten Rote Ndao
Rote Ndao memiliki banyak nama. Dikutip dari jurnal penelitian oleh Wilson, nama Rote Ndao pada arsip pemerintahan Hindia ditulis ‘Rotti’ atau ‘Rottij’, yang kemudian diubah menjadi ‘Roti’.
Kemudian masyarakat Rote yang memiliki 9 dialek seringkali menyebut pulau dengan ‘Lote’, terutama mereka yang tidak bisa menyebut huruf ‘R’. Masyarakat Rote lainnya menyebut kabupaten ini dengan sebutan ‘Lolo Deo Do Tenu Hatu’, yang berarti Pulau yang Gelap.
Banyak perubahan nama lain Rote Ndao seiring penyebutan masyarakat yang berbeda-beda. Namun, kini dalam dokumen resmi pemerintah, pulau ini akhirnya diberi nama ‘Rote’.
Rote memiliki kelompok sosial yang terbentuk paling awal yaitu Leo, dengan pemimpinnya yang disebut Mane Leo. Pertambahan Leo menuai banyak anggota yang kemudian dibagi atas kelompok kecil disebut Kitak, Nggitak, dan Manulanggak.
Kondisi Astronomis dan Geografis Kabupaten Rote Ndao
Dikutip dari buku laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rote Ndao, Rote Ndao terletak antara 10⁰ 25′-11⁰ 15′ LS dan 121⁰ 49′-123⁰ 26′ BT. Kondisi astronomisnya memberikan Kabupaten Rote Ndao rata-rata suhu tertinggi 28,4 derajat Celcius dan terendah 25,3 derajat Celcius per tahun 2021.
Posisi Kabupaten Rote Ndao di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Laut Sawu, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Laut Pukuafu.
Luas wilayah daratan Kabupaten Rote Ndao adalah 1.280,10 km persegi. Dataran rendah di kabupaten ini hanya sedikit karena wilayahnya dominan bergunung dan berbukit. Wilayah Kabupaten Rote Ndao terdiri atas 10 kecamatan.
“Membangun Rote harus dengan melayani Rote. Melayani dengan hikmat dan takut akan Tuhan. Sesuatu yang spesial waktu kami doa rasa di hati, itu isi hati,” kata tokoh masyarakat Rote yang juga pemilik maskapai Dimonim Air, Vicoas Amalo.
Kehidupan Masyarakat Rote Ndao
Mayoritas penduduk Rote hidup sebagai petani dan peternak. Kabupaten Rote Ndao memiliki tanaman pangan terbesar berupa padi dan jagung, sedangkan produksi hortikultura terbesarnya adalah bawang merah dan cabe rawit. Penduduk juga banyak yang memiliki hewan ternak sapi dan kambing.
Mereka memiliki pohon lontar, sejenis palem borassus yang begitu kaya. Namun, meskipun pohon palem tersebut tumbuh subur tanpa ditanam atau dipelihara, para penduduk tidak memanfaatkan pohon tersebut.
Di sisi lain, kehidupan sosial budaya di Rote sangat menarik. Masyarakat Rote memiliki hubungan sosial berdasarkan garis dari bapak (patrilineal) yang disebut To’o. To’o adalah saudara laki-laki dari pihak ibu.
Hubungan antara to’o dengan keponakannya bersifat magis, terutama dalam perkawinan, kematian, pembagian warisan, dan lain sebagainya.
Objek Wisata Kabupaten Rote Ndao
Selain menjadi kabupaten paling selatan di Indonesia, Kabupaten Rote Ndao juga menjadi kabupaten dengan banyak pulau. Dari 120 pulau Kabupaten Rote Ndao, 7 diantaranya merupakan pulau berpenghuni dan 113 pulau tidak berpenghuni.
Dengan pulau tidak berpenghuni yang lebih banyak dari yang berpenghuni, ada sejumlah objek wisata Kabupaten Rote Ndao yang bernuansa alam dan bahari, hingga wisata sejarah. Berikut daftarnya.
– Titik Nol Km Selatan Indonesia, Desa Dodaek
– Pulau Oeseli, Desa Oeseli
– Pantai Oebou, Desa Oeseli
– Pantai Nusa Manuk, Desa Fuafuni
– Telaga Bidadari, Desa Oeseli
– Pantai Sarai Goron, Desa Fuafuni
– Batu Meko, Desa Landu
– Danau Lalain, Desa Landu
– Bukit Keluarga, Desa Landu
– Mangrove Fimok (Kayaking), Desa Oeseli
– Makam Raja Dengka, Desa Oelua
– Pusat Kerajinan Namo Ndao, Kelurahan Mokdale
– Situs Meriam Mokdale, Kelurahan Mokdale
– Spot Diving, Pulau Hilanak
– Situs Gedung Peninggalan Bersejarah Residen Onder Ovdeling, Kelurahan Namodale
– Gua Jepang, Desa Bebalain.