Jakarta – Kawasan Johar Baru dan Tanah Tinggi menjadi sorotan. Sebabnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengkritik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jakarta 2025 yang kini dalam proses penyusunan. Menurut dia, rencana kerja tersebut belum menyentuh permasalahan di Jakarta, yang sebentar lagi bakal berubah status dan menjadi kota global.
”Kalau bicara global, Jakarta globalnya di mana? Ada daerah dekat Istana Negara hanya jarak satu kilometer, masih daerah kumuh, Johar dan Tanah Tinggi. Penataan kota sampai hari ini masih karut marut,” kata Prasetyo.
Kondisi perkampungan di Jakarta Pusat ini memang memprihatinkan dan terus jadi persoalan menahun. Konon, Johar Baru dan Tanah Tinggi dinobatkan sebagai kampung terpadat di Asia Tenggara. Kost-kostan begitu menjamur, dengan jam tidur nyaris tak ada, karena kesibukan para pekerja kelas rendahan yang menghuni di sana. Tersiar kabar, satu kamar kost bisa dipakai untuk tiga shift penghuni secara bergantian. Tak jarang, pada jam dua pagi pun masih muda ditemui anak-anak bermain bola di tengah jalanan kampung.
RW 12 di Kelurahan Tanah Tinggi termasuk salah satu kawasan kumuh. Lokasinya berada di Jalan Tanah Tinggi XII yang mempunyai lebar berkisar tiga sampai empat meter. Di sepanjang Jalan Tanah Tinggi XII, terdapat sebuah kali dengan ketinggian turap sekitar dua meter. Warna airnya hitam. Meski mengalir, banyak sampah plastik yang mengambang dan tersangkut hingga akhirnya menumpuk di beberapa badan sungai.
Suasana Jalan Tanah Tinggi XII tampak ramai. Warga tengah menjalani aktivitas masing-masing. Ada yang berjualan di pinggir jalan, berteduh di bawah pohon sambil menggelar tikar, bahkan tidur di dalam bajaj yang tengah terparkir.
Dari gang sempit, aktivitas di dalam rumah pun terlihat. Ada yang sedang kumpul-kumpul sambil bersenda gurau, memasak, mencuci piring, memandikan anak, hingga menjemur pakaian di depan rumah. Salah satu pria tampak sibuk mengurusi ayam peliharaannya untuk dimasukkan ke dalam kandang yang berada di depan rumah dia.
Ada juga pria sedang berkaraoke. Tanpa menggunakan baju dengan celana kolor pendeknya, dia bernyanyi dengan santai seiringin lantunan musik. Beberapa emak-emak juga tampak berkumpul di depan Sekretariat RW 12. Mereka bercengkrama sambil menghisap sebatang rokok.
Presiden silih-berganti, gubernur datang dan pergi, tapi kampung kumuh Jakarta yang hanya sepelemparan batu dari Istana Merdeka tak juga dibenahi.