Jakarta – 2020 menjadi tahun yang sangat bersejarah bagi badminton Indonesia, karena setelah 19 tahun puasa gelar Thomas Cup, akhirnya piala itu kembali berlabuh ke Indonesia. Berkat kemenangan melawan China di laga final, menang total 3 game tanpa balas. Thomas Cup sendiri merupakan ajang beregu putra yang sangat bergengsi dan legendaris. Sejak tahun 1949, Piala Thomas berdiri, dan hingga sekarang masih bertahan bahkan terus diincar oleh seluruh negara yang bertanding. Perhelatannya dilaksanakan dua tahun sekali, dan ini juga membuat Thomas Cup menjadi sangat spesial.
Hal yang sangat mencolok perbedaannya adalah konsep beregu, walau bertanding secara individual / double, tapi kemenangan atau kekalahan yang diperoleh mempengaruhi skor grup. Dilaksanakan sebanyak lima permainan, negara yang menyentuh skor 3 pertama, itulah pemenangnya. Untuk track record Indonesia dalam permainan beregu putra sebenarnya kurang baik, pada Asian Games 2022 dan Kejuaraan Beregu Asia 2024, tim Indonesia pulang tanpa membawa prestasi karena harus terhenti di babak delapan besar. Namun hal itu ingin dihapuskan Fajar Alfian dan kawan-kawan. Mereka optimis bisa membawa pulang kembali Piala Thomas tersebut.
“Kita juara pada 2020 dan runner-up pada 2022. Mudah-mudahan tahun ini Piala Thomas kita bisa bawa pulang kembali ke Tanah Air. Syaratnya, teman-teman atlet harus benar-benar dalam kondisi yang prima dan tampil spartan,” kata Kepala Bidang Bina Prestasi PBSI, Ricky Soebagdja. Rasa optimis tersebut kerap muncul berkat prestasi baik yang berhasil didapatkan pemain di tiga bulan ke belakang.
Salah satu pemain yang sedang on-fire adalah Jonatan Christie, yang di tahun ini memenangkan dua laga bergengsi, All England dan Kejuaraan Asia. Disusul dengan Ginting yang juga menjadi lawan Jojo di final All England. Tak akan dilupakan, perjuangan dari Fajar Alfian/Rian Ardianto yang berhasil mempertahankan gelarnya di All England tahun ini.
Tim beregu putra ini juga diperkuat oleh semifinalis French Open 2024, Chico Aura Dwi Wardoyo, serta juara dunia junior 2023, Alwi Farhan. Kehadiran dari agas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, bisa menjadi jaminan tambahan bahwa permainan Indonesia akan sangat apik.
Dengan modal prestasi yang dimiliki, sebenarnya Indonesia pasti bisa kembali rebut Piala Thomas. Kelemahan Indonesia adalah ketika bertemu dengan skuad China, karena mereka memang memiliki kemampuan yang luar biasa. Bahkan pemain lapis bawah-pun punya kemampuan yang sangat baik. Untungnya Indonesia tidak satu regu dengan China, di fase grup Indonesia akan melawan India, Inggris, dan Thailand. India jadi negara yang harus sangat diwaspadai, mengingat Piala Thomas terakhir ada di tangan mereka, pasti mereka punya ambisi yang luar biasa besar untuk kembali mempertahankan gelar mereka itu.
Semoga Indonesia benar-benar bisa membawa pulang kembali Piala Thomas tahun ini, dan mempertahankan title Indonesia sebaga negara dengan kemenangan Piala Thomas terbanyak, yaitu sebanyak 14 kali. Tahun ini akankah tim beregu putra akan membulatkannya menjadi 15?