Papua – Setelah sekitar 16 bulan disandera oleh gerombolan Egianus Kogoya, beberapa hari lalu beredar video kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mahrtens. Dalam video tersebut, Philip nampak kurus dengan kumis dan janggut yang tebal tak terawat. Kemunculan video tersebut menimbulkan banyak pertanyaan, terutama soal keselamatan Philips.
Seperti diketahui, sampai detik ini pemerintah Indonesia masih tetap mengedepankan negosiasi damai untuk membebaskan pilot berpaspor Selandia Baru tersebut. Padahal pihak penyandara diketahui pernah mengencam bakal membunuhnya jika tuntutan tidak dikabulkan oleh pemerintah Indonesia.
Pertanyaan itu terjawab melalui pengakuan Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom. Ia mengungkapkan bahwa Egianus Kogoya sama sekali tidak ingin membunuh Philips. Adapun ancaman pembunuhan yang selama ini beredar justru berasal dari kelompok lain, tepatnya kelompok pimpinan Jefry Pagawak.
“Yang menyampaikan ultimatum terhadap ancaman pembunuhan pilot Susi Air bukan dari kelompok Egianus Kogoya, melainkan dari kelompok Jefry Pagawak. Dan yang mengupload ultimatum ancaman pembunuhan pilot susi air tersebut itu justru dari kelompok yang lain lagi dengan menggunakan akun atas nama NT, dan NT merupakan kelompok dari Intan Jaya,”jelasnya.
Sebagai informasi, Jefry Pagawak adalah salah satu pemimpin gerombolan bersenjata di Papua. Ia bertempat tinggal di Papua Nugini dan telah menjadi DPO Polri, dalam hal ini Satgas Ops Damai Cartez.
Sebby Sambom sendiri beberapa bulan lalu pernah mengirim sebuah video berdurasi lima menit. Di situ mengatakan bahwa Philips adalah seorang innocent (tidak bersalah), sehingga harus segera dibebaskan.
“Kalau Panglima Eguianus bilang setuju bebaskan pilot, yah kami tinggal buat proposal pembebasannya. Itu nanti akan jadi urusan kita dengan tim fasilitator dari Indonesia dan pihak internasional yang netral, untuk bisa jemput pilot itu dan serahkan ke pemerintah Selandia Baru melalui Lembaga Internasional,” ujarnya di video tersebut.