Nusa tenggara Timur – Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), erupsi pada hari Senin 15 April 2024 oukul 15.26 WITA. Erupsi ditandai dengan lontaran lava pijar dalam radius puncak dan aliran lava ke sektor selatan tenggara. Menurut pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih, kelabu dengan intensitas tipis, sedang, tebal dan tinggi 50-700 meter di atas puncak kawah.
“Letusan sebanyak 43 kali dengan amplitudo 12.7-33 mm, durasi 36-120 detik. Hembusan 325, amplitudo 2-22.6 mm, durasi 22-381 detik dan Tremor Non-Harmonik sebanyak 23 kali, amplitudo 1.9-5.8 mm, durasi 127-370 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Ili Lewotolok Yeremias Kristianto Pugel.
Petugas mengimbau masyarakat agar tidak masuk ataupun beraktivitas dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat puncak gunung. Sedangkan warga Desa Lamatokan dan Desa Jontona yang posisinya paling dekat dengan puncak, diiminta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah gunung.
Mengingat adanya debuvulkanik, petugas meminta masyarakat di sekitar gunung untuk menggunakan masker saat beraktivitas. Hal ini perlu dilakukan, sebab debu vulkanik yang terhirup dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Terutama gangguan saluran pernafasan.
Gunung Ili Lewotolok merupakan gunung api strato tipe A yang aktivitasnya tercatat sejak tahun 1660. Saat ini tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok berada pada level II atau waspada terhitung sejak 15 Oktober 2023. Namun terhitung sejak 24 Februari 2024, PVMBG memperluas jarak rekomendasi karena energi seismik yang mengalami peningkatan ditambah adanya jalur aliran lava baru.