Meksiko – Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, mengecam keras aksi penerobosan dan penangkapan paksa yang dilakukan pasukan khusus di Kedutaan Besar Meksiko di Quito, Ekuador. Tak tanggung-tanggung, Obrador pun langsung memutuskan hubungan bilateral dengan Ekuador. Menurut pihak kepolisian Ekuador, peristiwa yang terjadi pada hari Sabtu (6/4) tersebut untuk menangkap Jorge Glas, mantan wakil presiden sayap kiri Ekuador yang dicari atas tuduhan korupsi.
Glas diketahui telah tinggal di kedutaan besar tersebut sejak Desember 2023 untuk mencari suaka. Permintaannya dikabulkan pemerintah Meksiko pada hari Jumat (5/4), tetapi keesokan harinya terjadi penangkapan paksa terhadap dirinya di dalam kedutaan.

Pemerintah Ekuador menilai pemberian suaka kepada Glas menyalahi aturan, karena hukum internasional menyatakan orang yang menghadapi dakwaan tidak boleh diberikan suaka. Namun pemerintah Meksiko, khususnya Presiden Obrador, memandang Glas sebagai korban konspirasi politik dalam pemilu yang penuh manipulasi. Dengan kondisi seperti itu, pemberian suaka adalah hal yang layak.
Tidak lama berselang, para kepala pemerintah dan politikus di Amerika Latin melayangkan kritik keras atas insiden itu. Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, pun langsung memutuskan hubungan dengan Ekuador sebagai bentuk solidaritas pada meksiko. Sementara itu, pemerintah Brazil mengecam tindakan Ekuador sebagai “pelanggaran nyata” terhadap norma-norma internasional yang melarang penggerebekan terhadap kedutaan asing.
Kementerian Luar Negeri Meksiko akan membawa masalah ini ke Pengadilan Mahkamah Internasional, serta mengupayakan perlindungan hak asasi manusia bagi Glas dari Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika. Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) yang bermarkas di Washington mengatakan, sidang dewan permanen badan tersebut akan diadakan untuk membahas perlunya kepatuhan ketat terhadap perjanjian internasional.