Bangkok – Pemerintah Thailand mengajak lima negara di Asia Tenggara meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan menerapkan skema visa bersama. Skema ini terinspirasi dari visa Schengen yang diterapkan di Eropa. Kelima negara tersebut adalah Kamboja, Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan Laos. Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, mengungkapkan program visa bersama bertujuan menarik wisatawan dengan pengeluaran lebih besar dari negara-negara jauh.
Thailand menghadapi tantangan ekonomi yang serius di tengah lesunya sektor manufaktur dan berkurangnya ekspor. Popularitasnya di kalangan wisatawan sangat penting bagi kelangsungan hidup negara ini, karena industri pariwisata menyumbang sekitar 12 persen perekonomian negara tersebut dan juga menyumbang sekitar 20 persen lapangan kerja.
Negara-negara lain yang akan dimasukkan dalam skema visa bersama ini juga akan mendapat manfaat dari peningkatan tersebut. Saat ini, warga Eropa dapat mengunjungi Thailand dengan bebas visa 30 hari, dengan perpanjangan hanya tersedia dengan biaya tambahan dan hanya di lokasi tertentu.
Pakar perjalanan regional mengatakan skema baru apapun seharusnya memberikan visa selama 90 hari, yang berarti wisatawan akan dapat menghabiskan lebih banyak waktu di setiap negara yang mereka pilih untuk dikunjungi. Namun, implementasi sebenarnya dari proses tersebut mungkin tidak begitu jelas.
Di Asia Tenggara, hal ini mungkin merupakan proses yang lambat, karena perjanjian bilateral membutuhkan waktu untuk diselesaikan dalam dunia politik yang seringkali rumit. Pemerintah Thailand pun membuat berbagai perubahan kebijakan visa internasional.