Jakarta – Official Airline Guide atau OAG, sebuah perusahaan penyedia data penerbangan yang bermarkas di London menobatkan Lion Air sebagai juara bertahan pesawat tersibuk dan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan volume tempat duduk yang terisi.
Kapasitas Lion Air sejumlah 3.408.796 tempat duduk naik 14 persen dibandingkan April 2019. Urutan kedua dipegang AirAsia dengan 2.491.426 kursi atau 22 persen lebih rendah dibandingkan April lima tahun silam. Posisi berikutnya ditempati Vietjet, Vietnam Airlines, dan Cebu Pacific Air.
Maskapai dalam Lion Group, yakni Batik Air dan Super Air Jet juga masuk dalam top 10 maskapai tersibuk di Indonesia. Batik Air punya 1,7 juta kursi dan Super Air Jet 1,5 juta kursi dalam periode April 2024.
Secara keseluruhan di pasar Asia Tenggara, Indonesia menjadi pasar penerbangan terbesar. Total kapasitas maskapai di bulan April mencapai 38,3 juta angka ini masih lebih rendah 9,8 persen dibanding bulan April 2019.
Indonesia tetap menjadi negara terbesar berdasarkan kapasitas kursi di kawasan ini, dengan 11,9 juta kursi dan mencakup 31% kapasitas udara di kawasan ini.
Kapasitas harian meningkat sebesar 23% di Indonesia. Kapasitas harian meningkat paling besar pada rute Jakarta ke Makassar (CGK-UPG), meningkat sebesar 25% pada bulan April 24. Peningkatan tersebut sebesar 19% pada rute Surabaya ke Makassar (SUB-UPG) dan rute Jakarta ke Denpasar (CGK-DPS ).
Lima dari 10 rute domestik teratas di wilayah ini adalah penerbangan domestik Indonesia, dengan rute penerbangan dari Jakarta (CGK) ke Makassar (UPG) menjadi rute penerbangan tergemuk dengan 576.600 kursi.
Data OAG juga menyebut Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (CGK) masih menjadi bandara tersibuk di Asia Tenggara dengan 3.348.243 penumpang setahun, atau 34.600 penumpang lebih banyak daripada Changi Singapura yang bergeser ke urutan kedua. Urutan berikutnya diikuti Bandara Bangkok Suvarnabhumi, Kuala Lumpur, Manila, dan Ho Chi Minh City, Vietnam.