Jakarta – Sepanjang 2023, WIKA mencatatkan kerugian sebesar Rp7,12 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan kerugian 2022 yang mencapai Rp59,59 miliar. Dalam rangka memperbaiki fundamental perusahaan, BUMN konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berencana melepas sejumlah aset investasi. Menurut Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya, proses divestasi akan berlanjut pada 2024.
“Semua aset investasi WIKA kami divestasi rencananya, seperti penyertaan di tol. Tetapi, penyertaan tol di WIKA kebanyakan minoritas sehingga kami harus menawarkan dulu ke mayoritas atau pemegang saham lain,” katanya.
Beberapa aset yang bakal dilepas di antaranya ruas Tol Manado-Bitung (Mabit), Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja), Tol Semarang-Demak, serta Tol Serang-Panimbang.
Untuk Tol Serang-Panimbang, WIKA memiliki porsi saham mayoritas di proyek ini. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi per akhir Desember 2023, WIKA memiliki 82,98% saham di PT Wijaya Karya Serang Panimbang.
Selain jalan tol, perusahaan berencana mendivestasikan asetnya di PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur yang saat ini tengah menggarap Proyek Rancang Bangun SPAM Jatiluhur di Bekasi Timur, Jawa Barat. Adapun porsi saham perseroan mencapai 88,38%.
“Seperti PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur itu, kami rencanakan bisa didivestasikan saat nanti selesai. Lalu jalan Tol Serang-Panimbang, jika memungkinkan juga kami rencanakan untuk divestasi,” jelasnya.
Guna mendukung konsolidasi penguatan internal, dalam dua tahun ke depan WIKA hanya akan berfokus pada bidang bisnis utamanya. Tidak akan melakukan ekspansi bisnis apapun. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki likuiditas dan arus kas. Sepanjang 2023, WIKA mencatatkan kerugian sebesar Rp7,12 triliun.