Jakarta – Pertemuan antara presiden kelima Megawati Sukarnoputri dan Prabowo Subianto diperkirakan hanya soal menunggu waktu yang tepat. Kedua figur tokoh bangsa itu dianggap tidak memiliki masalah sama sekali, karena masalah Megawati justru dengan Joko Widodo, bukan dengan Prabowo.
Apalagi, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu sudah menugaskan putrinya yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Puan Maharani untuk membangun komunikasi dengan Prabowo. Puan membawa amanat untuk meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas segala-galanya.
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menganggap pertemuan antara Megawati dan Prabowo merupakan sebuah relasi kebangsaan antara dua tokoh bangsa
“Relasi antara Megawati dengan Prabowo telah lama terjalin bahkan sangat dekat karena mereka pernah berpasangan di Pilpres 2009. Justru relasi Megawati dengan Prabowo telah lebih dahulu ada daripada relasi Megawati dengan Jokowi atau Prabowo dengan Jokowi,” kata Ari Junaedi.
Bisa jadi, lanjut pengajar komunikasi politik di berbagai perguruan tinggi itu, pertemuan antara Megawati dengan Prabowo nanti akan semakin bermakna jika Prabowo mendapat titipan pesan dari Jokowi.
“Jokowi bisa memanfaatkan momentum pertemuan Prabowo dengan Megawati sebagai sinyal permintaan rekonsiliasi politik walau saya menganggapnya begitu mustahil,” tegas Ari.
Ari Junaedi menggarisbawahi, bagi Megawati, Jokowi adalah bab lama dan usang jika melihat pengkhiatan luar biasa yang dilakukan Jokowi dan keluarganya.
“Ibaratnya, Jokowi ini anak yang tidak tahu diri dan tak tahu jasa dari ibunya. Sementara antara Prabowo dan Megawati tidak ada beban sejarah yang melatarbelakanginya,” ungkap Staf Khusus Megawati Sukarnoputri 2004-2010 itu.
Ari memungkasi, pertemuan Megawati dan Prabowo dilihat dari komunikasi politik adalah sebuah langkah strategis bagaimana dua ketua umum partai politik menempatkan semangat kebangsaan jauh di atas kepentingan pribadi.