Jakarta – Keberadaan sesar aktif menjadi salah satu penyebab gempa bumi. Pakar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan jumlah sesar aktif di Pulau Jawa yang terpetakan bertambah dua kali lipat dalam waktu kurang dari 10 tahun. Dari hasil pemetaan sesar aktif yang pernah dilakukan terdapat enam sesar aktif di Pulau Jawa 2010. Kemudian, angka itu bertambah menjadi 31 sesar aktif pada 2017, dan melonjak menjadi 75 sesar aktif pada 2024.
“Dari angka tersebut, yang sudah diketahui parameternya dengan baik tidak sampai 30 persen,” kata peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN Nuraini Rahma Hanifa.
Patahan aktif pada tahun 2017, lanjutnya, yang sudah dipetakan sebanyak 295. Patahan ini bergerak dalam kurun waktu sekitar 10 ribu tahun terakhir. Artinya, pernah terjadi satu kali gempa bumi selama rentang waktu tersebut.
“Patahan aktif merupakan patahan yang pernah terjadi gempa setidaknya satu kali dalam 10 ribu tahun. Gempa itu sendiri adalah gerakan tiba-tiba yang terjadi di dalam kerak atau lempeng Bumi, atau pada mantel bagian atas,” tutur Nuraini.
Pemetaan sesar aktif merupakan salah satu mitigasi bencana untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Selain pemetaan sesar aktif, mitigasi bencana juga dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan potensi bencana dan menciptakan sistem peringatan dini yang efektif. Kemudian diperlukan juga rencana tata ruang yang mempertimbangkan potensi bencana dan meminimalkan kerentanan terhadap bencana.
Dengan pemetaan sesar yang akurat dan strategi mitigasi bencana yang tepat, area rawan bencana dapat dipersempit. Selain itu, data pemetaan dapat digunakan sebagai landasan dalam melakukan kebijakan mitigasi bencana.