Warsawa – Pemerintah Polandia menggelar penyelidikan terhadap para mantan pejabat di pemerintahan terdahulu. Hasil penyelidikan awal menyatakan ada kemungkinan para mantan pejabat tersebut menggunakan spyware Pegasus untuk mengawasi lawan politik dan pihak-pihak lain. Menteri Kehakiman, Adam Bodnar, memastikan para korban Pegasus akan mendapat pemberitahuan segera setelah penyelidikan selesai.
“Dalam beberapa bulan mendatang, kita akan mengetahui lebih lanjut bagaimana software berbahaya ini dipakai dan untuk tujuan apa. Sampai saat ini kita belum tahu siapa yang akan jadi tersangka. Apakah beberapa orang, menteri, atau petugas badan keamanan, ” kata Bodnar.
Sejauh ini baru Krzysztof Brejza, aktivis kelompok oposisi dari partai Civic Platform, yang sudah teridentifikasi sebagai korban. Namun Bodnar mengisyaratkan jumlah korban jauh lebih banyak dari yang diduga. Bila terbukti menggunakan Pegasus, pelaku akan dijerat dengan hukuman pidana.
Sebagai informasi, Pegasus adalah spyware yang dikembangkan oleh NSO Group. Perusahaan yang berbasis di Israel ini telah menjadi subyek berbagai tuntutan hukum, pembatasan, ekspor, dan penyelidikan Parlemen Eropa.
Pengguna Pegasus dapat mendengarkan panggilan telepon membaca pesan, bahkan melihat foto di perangkat yang digunakan korbannya. Kemudian juga dapat mengakses file, kontak, aplikasi, dan masih banyak lagi.
Meskipun banyak laporan penyalahgunaan, satu-satunya penggunaan Pegasus terdokumentasi adalah untuk menahan dan mengadili para pembangkang politik, pengacara, jurnalis, akademisi, dan aktivis. NSO menyatakan, software pengawasan buatannya hanya dijual kepada pemerintah untuk penggunaan sah, seperti memerangi kejahatan dan mencegah serangan teroris.