Jakarta – Tidak lama lagi, Indonesia akan memiliki pabrik pengolahan (smelter) alumina atau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalimantan Barat). Pabrik ini yang dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini memiliki nilai investasi hingga US$ 830 juta atau setara Rp13,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.785 per US$).
Direktur Utama ANTM, Nico Kanter mengatakan bahwa hingga bulan Maret 2024 in, pembangunan SGAR Mempawah sudah mencapai 85 persen. Bila semua berjalan lancar, pabrik tersebut akan melakukan commissioning pada bulan Juni 2024 mendatang.
“Kemudian adalah SGAR, proyek ini saat ini sudah mencapai 85% per kemarin. Dan commissioning di bulan Juni (2024) dan untuk produksi awal dan berapa persen saya belum tahu,” ungkapnya saat Media Gathering ANTM di Menteng, Jakarta Pusat.
SGAR bakal memproduksi satu juta ton alumina tiap tahun dengan 3,3 juta ton bauksit per tahun sebagai bahan bakunya. Nantinya sebagian hasil produksi alumina dari SGAR akan disalurkan pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan sebagian lagi akan diekspor. Alumina sendiri merupakan bahan utama pembuatan aluminium ingot, seperti alloy, bollet, bar, keramik, dan produk harian lainnya.
Diharapkan setelah commissioning pada bulan Juni 2024, pabrik akan mencapai tingkat produksi maksimal pada awal tahun 2025. Dengan adanya pabrik ini, kebutuhan industri dalam negeri akan tercukupi, sehingga pelaku usaha tidak perlu lagi melakukan impor bahan baku.