Bangkok – Thailand meningkatkan pengawasan terhadap peternakan setelah wabah antraks melanda tetangganya. Laos. Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin telah memerintahkan para pejabat untuk memantau perkembangan penyakit ini dengan cermat guna melindungi masyarakat.
“Perdana Menteri telah memerintahkan menteri kesehatan masyarakat untuk melakukan pengawasan ketat, terutama di dekat perbatasan,” kata juru bicara Chai Watcharong.
“Jika sapi atau kerbau Anda mati secara mencurigakan, harap lapor pihak berwenang,” lanjutnya.
Pemerintah Thailand juga meminta mereka yang pernah melakukan kontak dengan “hewan yang sakit” untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Virus antraks menyebar melalui bakteri di dalam tanah, umumnya menginfeksi hewan ternak dan hewan liar, tetapi dalam beberapa kasus dapat menginfeksi manusia dan mematikan. Kekhawatiran ayng ditunjukkan pemerintah Thailand sangat beralasan, karena hingga hari ini (29/3) sudah ada 50 laporan kasus antraks pada manusia terjadi di Laos. Sementara di Provinso Champasak, wilayah Laos selatan yang berbatasan dengan Thailand, tercatat sudah ada 54 kasus antraks.
Mewabahnya antraks di Champasak telah mendorong Kementerian Kesehatan Laos memperingatkan para pejabat kesehatan dan otoritas lokal di seluruh negara Asia Tenggara untuk bersiaga. Sementara pejabat lokal dan otoritas kesehatan di Laos telah menyerukan dukungan dan kerja sama warga guna melacak sumber infeksi, mengumpulkan informasi penting, mengkarantina daerah yang terdampak, serta memusnahkan ternak yang terinfeksi.