Jakarta – Setiap tahun di daerah Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, diadakan Pasar Takjil. Sesuai namanya, pasar ini menjual berbagai makanan untuk berbuka puasa (takjil). Konon pasar ini sudah ada sejak tahun 1985 dan buka mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB selama bulan Ramadhan.
Mulanya makanan yang dijual di sini hanyalah makanan ringan seperti kue tradisional, minuman dingin, dan berbagai makanan ringan lainnya. Seiring berjalannya waktu, banyak pula pedagang yang menjual nasi beserta lauk pauknya. Jadi makin banyak alasan untuk datang ke sini. Entahkah untuk sekadar mencari takjil, atau makan malam sekalian.
Salah satu pedagang yang berjualan di sini adalah Wawan. Penjual pempek yang biasa menggelar lapak di Rawamangun, Jakarta Timur, ini mengaku sudah bertahun-tahun berpartisipasi di Pasar Takjil Bendungan Hilir.
“Dulu lokasi Pasar Takjil Bendungan Hilir tidak di sini. Baru menggunakan lokasi ini beberapa tahun terakhir,” katanya sambil menggoreng pempek.
Soal omset, ia mengaku pendapatannya tahun 2024 ini lebih baik dari tahun 2023. Namun demikian, keuntungan yang didapat tidak terlalu banyak.
“Tahun ini harga bahan baku mengalami kenaikan. Meski begitu, pempek tetap saya jual dengan harga yang sama seperti tahun kemarin. Ukurannya tetap sama. Tidak dikurangi. Ya kalau mau dibilang rugi, tidak juga. Masih ada untung meski tipis. Hitung-hitung kita beramal dengan membantu orang lain,” jelasnya.
Bila diperhatikan, para pembeli takjil di sini datang dari berbagai wilayah di Jakarta. Di antara mereka adalah Hartati, seorang pekerja kantoran yang tinggal di Slipi. Ia mengaku sengaja singgah ke sini untuk membeli takjil bagi keluarganya di rumah.
“Saya selalu singgah ke sini untuk mencari takjil. Selain menu yang ditawarkan sangat bervariasi dna rasanya lumayan enak, harganya pun tidak mahal. Terjangkau di kantong,” ujarnya.
“Hari ini saya beli pempek, gorengan, es durian, dan beberapa macam lauk untuk keluarga di rumah,” lanjutnya.
Sebagai pembeli tetap dari tahun ke tahun, ia mengaku memang ada beberapa pedagang yang menjual lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Namun ia bisa memaklumi, karena harga barang baku memang belakangan mengalami kenaikan.
“Harapan saya, semoga harga-harga bisa kembali turun. Apalagi sebentar lagi sudah Lebaran,” pungkasnya.
Sementara menurut pengunjung lain yang bernama Romadhoni, pasar takjil tahun ini memang lebih ramai dari tahun sebelumnya. Meski begitu, ia tidak kesulitan untuk mencari takjil yang diinginkan.
“Tahun lalu kita masih belum benar-benar lepas dari pandemi. Mobilitas orang agak terbatas. Beda dengan tahun ini yang sudah jauh lebih bebas,” katanya.
“Kalau ada yang bilang ada takjil war, saya malah tidak merasa seperti itu. Kemarin saya datang ke sini hanya beberapa menit sebelum waktu berbuka. Ternyata takjil yang saya cari masih tersedia. Ya mungkin karena pedagang sudah tahu situasinya, jadi menyediakan dagangan jumlah yang cukup banyak,” imbuhnya.