Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meningkatkan grebek pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak dengan menerapkan gerakan 3M plus di tujuh tatanan wilayah tersebut untuk menanggulangi penambahan kasus demam berdarah dengue (DBD).
“Jadi, ada SE (surat edaran) Sekda kemarin, mulai hari ini dan ke depan kita akan melakukan kegiatan gerebek PSN,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, grebek PSN 3M plus yaitu menguras, menutup, mendaur ulang plus kegiatan lain yang mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk aedes aegypti diberbagai tatanan harus terus ditingkatkan.
Terutama kata Ani, yang berada di tujuh tatanan meliputi rumah tangga/permukiman, institusi pendidikan, perkantoran, tempat-tempat umum, tempat penjualan makanan, fasilitas olah raga, dan fasilitas kesehatan.
Ia menjelaskan bahwa dengan meningkatnya kasus DBD di DKI Jakarta, perlu diintensifkan lagi kegiatan grebek PSN, yakni yang sebelumnya hanya dilakukan seminggu sekali, namun kini menjadi dua kali.
Menurut dia, sebenarnya PSN ini adalah kegiatan rutin yang sudah dilakukan, termasuk di wilayah, dan dilakukan oleh kader juru pemantau jentik (jumantik) di setiap kelurahan RT dan RW.
“Tapi karena saat ini kondisi cuaca tak menentu, menjadikan nyamuk aides aegepti bisa berkembang biak dengan mudah, makanya PSN ini kita efektifkan dan tingkatkan frekuensinya. Jika biasanya satu pekan sekali setiap Jumat. Sekarang dua kali dalam satu pekan setiap Selasa dan Jumat,” katanya. Dinkes DKI Jakarta mengadakan PSN serentak di semua wilayah yang diawali di Kelurahan Cipete Utara, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Kita sebenarnya bagi tim ke semua wilayah, tapi kita cukup konsentrasi di sini karena kasusnya cukup tinggi. Kalau kita lihat lingkungannya sebenarnya cukup bagus dan bersih, tetapi kasus DBD nya relatif tinggi dibanding wilayah lain,” katanya.
Kasus DBD di DKI Jakarta hingga tanggal 21 Maret 2024 berjumlah 711 kasus dengan Jakarta Selatan penyumbang kasus terbanyak mencapai 221 kasus, disusul Jakarta Barat 219 kasus, kemudian Jakarta Timur 114 kasus, Jakarta Utara 75 kasus, Jakarta Pusat 50 kasus dan Kepulauan Seribu dua kasus.