Brebes – Terhitung sejak Januari hingga Maret 2024, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Penderita DBD tersebar di 17 kecamatan, dengan kasus terbanyak dari wilayah Kecamatan Banjarharjo.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Brebes menunjukkan, jumlah penderita DBD hingga minggu ketiga bulan Maret 2024 mencapai 446 orang. Dari jumlah itu, empat orang di antaranya meninggal dunia. Pasien yang meninggal dunia adalah dua orang yang menjalani perawatan di RS Dera As-Syifa Banjarharjo, dan dua orang lainnya menjalani perawatan di RSUD Brebes.
“Pada bulan Januari dan Februari lalu, pasien DBD sekitar 20 pasiennya. Tapi bulan Maret ini mengalami peningkatan lebih dari 100 persen, di mana saat ini sudah ada 48 pasien,” ungkap Wakil Direktur RSUD Brebes, Aries Suparmiati.
“Rata-rata pasien DBD yang meninggal dunia karena ada penyakit penyerta. Termasuk akibat terlambat dibawa ke rumah sakit,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Ineke Tri Sulistyowati, mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran penyakit DBD. Bahkan juga sudah ada Surat Edaran (SE) Bupati Brebes tentang program “Satu Rumah Satu Jumantik (pemantau jentik)”. Tugas utama Jumantik adalah memastikan kebersihan lingkungan rumah, serta seminggu sekali melakukan pemeriksaan keberadaan jentik nyamuk di rumah.
“Sayangnya surat edaran tersebut, belum efektif akibat belum optimalnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat, termasuk soal pemberantasan sarang nyamuk,” kata Ineke.