Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak upaya untuk mengembalikan lingkungan pada bentuknya yang alami. Salah satunya dengan membongkar jalanan beton atau aspal, kemudian menggantinya dengan tanah atau tanaman.
Depave, sebuah organisasi nirlaba asal Portland, Amerika Serikat, merupakan salah satu penggagas ide ini. Direkttur Komunikasi Depave, Katherine Rose, menjelaskan bahwa pihaknya menawarkan konsep mengembalikan alam di tengah kehidupan perkotaan. Dengan “melepas” jaringan jalan aspal atau beton, tanah akan berfungsi seperti spons. Air dapat langsung meresap ke tanah sehingga mengurangi potensi banjir saat musim hujan. Keseimbangan alam lingkungan menjadi lebih baik, bencana ekologi pun bisa dimitigasi sejak dini.
“Rasanya seperti sedang membebaskan tanah,” kata Rose.
Sampai hari ini, Depave telah membongkar lebih dari 33.000 meter persegi aspal di Portland. Itusetara dengan 4,5 kali lapangan sepakbola.
Konsep yang ditawarkan Depave diikuti oleh Leuven Life’s Pact. Organisasi yang berbasis di Leuven, Belgia, ini terus mengadukasi warga agar melakukan penghijauan lingkungan. Hasilnya, warga Leuven kini beramai-ramai melakukan pembongkaran aspal dan beton guna mengembalikan fungsi tanah. Terutama di lokasi-lokasi dengan arus lalu lintas rendah.
Leuven Life’s Pact juga mengagas layanan taksi ubin. Layanan ini bertugas mengambil sisa aspal, ubin, ataupun beton dari bangunan milik warga yang tidak terpakai untuk didaur ulang. Baptist Vlaeminck, inisiator Leuven Life’s Pact mengatakan warga dan pemerintah kota sangat menyambut baik ide ini. Bahkan sejak Januari 2024, semua proyek pembangunan di Leuven harus memiliki lahan resapan atau area penampungan air hujan yang memadai. Dengan begitu, air hujan tidak menggenang, apalagi memicu banjir saat cuaca ekstrem.
“Pengembang yang tidak bisa memenuhi syarat ini, permohonan proyeknya akan ditolak,” kata Vlaeminck.
Leuven Life’s Pact tidak sendirian. Konsep go green kini marak di berbagai negara. Bahkan di Perancis, gerakan go green ini sudah menjadi program nasional. Gwendoline Grandin, ahli ekologi di Badan Keanekaragaman Hayati Regional Île-de-France, mengungkapkan bahwa Perancis telah menyediakan dana sebesar €500 juta untuk penghijauan perkotaan.