Jakarta – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong peningkatan volume perdagangan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru.
Selain meningkatkan volume perdagangan, dalam pertemuan dengan Menlu Selandia Baru Winston Peters di Jakarta, Kamis, Retno juga menegaskan perlunya kedua negara menyeimbangkan neraca perdagangan bilateral.
“Oleh karena itu, Indonesia berupaya meningkatkan produk pertanian agar memenuhi persyaratan biosecurity (ketahanan hayati) yang ditetapkan Selandia Baru,” kata Retno usai pertemuan tersebut.
Retno dan Peters juga mendiskusikan kemajuan yang dicapai kedua negara terkait pengakuan produk halal, melalui kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI.
“Masih ada beberapa isu yang tertunda tetapi saya yakin masalah itu akan segera diselesaikan. Karena itu, saya meminta agar tim kedua negara terus berkonsultasi tentang aspek teknis ini,” ujarnya.
Retno turut menyambut baik rencana kunjungan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon bersama pelaku bisnis Selandia Baru ke Jakarta tahun ini, yang diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan perdagangan kedua negara.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia dan Selandia Baru mengalami tren penurunan 18,82 persen dari 2.128,7 juta dolar AS pada 2022 menjadi 1.728 juta dolar AS pada 2023.
Penurunan nilai perdagangan tersebut menjadi salah satu fokus diskusi antara Presiden RI Joko Widodo dan Christopher Luxon, di sela-sela KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne pada 5 Maret lalu.
Jokowi menekankan perlunya menciptakan peluang baru untuk meningkatkan interaksi antarpelaku usaha dan perdagangan, termasuk di sektor halal.
Terkait kerja sama saling pengakuan dan keberterimaan, Kementerian Keamanan Hayati dan Pangan Selandia Baru sedang mengupayakan agar Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru menyetujui Mutual Recognition Arrangement (MRA) tentang sistem pemeriksaan produk halal di Selandia Baru.
Menteri Asosiasi Pertanian Selandia Baru Andrew Hoggard menegaskan komitmen Pemerintah Selandia Baru untuk menjaga agar produk yang akan mereka ekspor telah memenuhi kriteria produk halal Indonesia.
Sebagai contoh, untuk daging sapi, mulai dari proses pemotongan hingga pengolahannya. Ia juga menjelaskan bahwa Pemerintah Selandia Baru bekerja sama dengan BPJPH RI untuk memastikan seluruh proses produk di Selandia Baru sesuai dengan ketentuan halal di Indonesia.
“Kami melihat Indonesia sebagai pasar perdagangan halal di dunia. Sebagai negara dengan penerima ekspor terbesar di dunia,” kata Hoggard ketika menerima kunjungan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin di Auckland, Selandia Baru pada 1 Maret lalu.