Jakarta – Banyak cara untuk memajukan sebuah perusahaan. Beberapa pemilik usaha melakukannya dengan membuat pengawasan kinerja berjenjang, merekrut orang-orang terbaik di bidangnya, hingga menerapkan sistem reward and punishment yang ketat. Namun cara yang berbeda dilakukan oleh Amartha Corp, yaitu memanusiakan karyawan.
Saat menjadi narasumber di podcast Interpol (Intervensi Politik), Pendiri dan CEO Amartha Corp Ikhwanus Sofa mengatakan bahwa sedari awal dirinya selalu berkomitmen memanusiakan karyawan. Saat karyawan merasa dimanusiakan, mereka akan bekerja dengan bahagia dan pada akhirnya berimbas pada peningkatan omset perusahaan.
“Kalau di internal kita bahagia, omset otomatis naik. Jadi saya tidak pusing masalah omset. Saya fokus bagaimana caranya karyawan bahagia dulu. Kalau karyawan sudah bahagia, omset otomatis pasti naik,” katanya.
Iwan, demikian panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa Amartha Corp bukan perusahaan dengan modal besar. Itu sebabnya tidak pernah menawarkan gaji besar, apalagi fasilitas mewah, kepada karyawannya. Walau begitu, perhatian yang diberikan perusahaan menyebabkan karyawan merasa dihargai.
“Saya tidak pernah memecat orang. Kalau ada info untuk memberhentikan orang, saya selalu minta perbaiki dulu. Kalau ia tidak bisa, baru kita ajak bicara dari hati ke hati,” katanya.
“Pernah ada anggota tim lapangan yang berumur di atas 50 tahun yang tidak bisa pegang handphone. Padahal sekarang kita di era digital, semua update harus by sistem. Sampai sekarang dia masih bekerja, tapi kita pindahkan ke posisi yang lebih mengandalkan kemampuan manual. Kata saya, siapa tahu banyak rezeki kita dari dia,” imbuhnya.
Selain omset meningkat, Iwan mengakui membahagiakan karyawan juga memberi dampak positif lain, yaitu karyawan jadi sangat loyal pada perusahaan.
Ikuti percakapan dengan Ikhwanus Sofa selengkapnya di ……