Cianjur – Setidaknya 40 perahu nelayan di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, rusak dan hancur akibat gelombang tinggi yang melanda daerah itu dalam beberapa hari terakhir. Kepala Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan (DPKHP) Kabupaten Cianjur, Aris Haryanto, mengatakan pihaknya telah mengambil mengirim bantuan logistik pada keluarga nelayan dan mendata perahu yang rusak. Nantinya data itu akan digunakan untuk mengajukan bantuan pengadaan perahu ke pemerintah provinsi dan pusat.
“Dari 40 perahu yang rusak, 20 di antaranya rusak berat bahkan ada yang pecah, sehingga nelayan hanya bisa pasrah sambil menunggu cuaca normal untuk mendaratkan perahunya,” kata Aris seperti dilansir dari Kompas.com pada hari Rabu (13/3).
Seiring masih tingginya curah hujan disertai gelombang tinggi, DPKHP meminta nelayan mematuhi arahan BMKG yang melarang nelayan untuk melaut selama gelombang tinggi yang puncaknya akan terjadi pada bulan Maret.
“Kami juga meminta kelompok nelayan selama cuaca ekstrem melakukan piket guna memantau kondisi perairan di sekitar pelabuhan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, termasuk bencana alam seperti banjir rob,” tambahnya.
Sementara itu Rohyani (37), seorang nelayan di Pantai Jayanti, mengaku cuaca ekstrem membuat banyak nelayan khawatir dengan kondisi perahunya. Bisa jadi perahu hilang karena terbawa gelombang ke tengah lautan, atau bisa juga hancur dihantam ombak.
“Harapan kami bantuan Pemerintah dapat segera diberikan karena selama ini nelayan jarang mendapat perhatian, kalau bisa perahu dan mesinnya,” kata Rohyani.