Jakarta – Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti mengkritisi manuver politik yang dilakukan keluarga Presiden Jokowi. Dalam diskusi bertajuk “Omon-omon soal Oposisi”, ia menyoroti bagaimana kedua putra dan menantu Presiden bisa menduduki beberapa jabatan politik. Sebagaimana diketahui, saat ini Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden dan Kaesang Pangarep menjabat Ketua Umum partai Solidaritas Indonesia (PSI), sementara sang menantu Bobby Nasution adalah Wali Kota Medan.
Ikrar kemudian mengingatkan bagaimana Gibran meminta tim suksesnya menolong Kaesang, agar PSI bisa mencapai ambang batas parlementary threshold sebesar 4 persen. Dengan situasi penghitungan suara yang kacau seperti saat ini, bisa saja PSI akhirnya benar-benar lolos ke DPR RI.
“Anda bisa bayangkan. Gibran yang belum jadi apa-apa, bisa ngomong kepada tim suksesnya, ‘Tolong adik saya, supaya suaranya bisa mencapai angka yang kemudian bisa masuk parlemen’. Saya ngomong begini, bukan mustahil angka empat persen untuk PSI itu bisa terjadi kalau kita membiarkan perhitungan suara yang kacau di KPU terus berjalan,” jelas Ikrar.
Satu-satunya cara untuk meyakinkan tidak ada suara yang dicuri atau direkayasa adalah dengan meminta hasil resmi dari hitungan di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dengan demikian, masyarakat mengetahui langsung apakah hasil penghitungan yang dilakukan benar atau salah.
Ikrar juga mengatakan bahwa saat ini Bobby Nasution telah diangkat menjadi tokoh di Tapanuli Selatan. Ada dugaan, Bobby akan dimajukan menjadi calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut). Sementara istri istri Gibran dan Kaesang bisa saja menjadi bupati.
“Bukan mustahil, jangan-jangan nanti istrinya Kaesang ataupun Gibran juga akan jadi pejabat mana. Calon bupati, nah ini kan. Tuh istrinya Kaesang akan jadi calon Bupati Sleman. Kaesang akan jadi calon Bupati Batang ya? Solo. Jangan emosi ya,” katanya.
Ikrar mengingatkan, “Masa kita pemilik negeri ini, pemilik kedaulatan rakyat, bukan anak kos dari negeri ini, masa dikalahkan oleh satu keluarga yang jumlahnya lima orang itu? Jadi ini yang berkali-kali saya katakan.”