Jakarta – Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golongan Karya akan berlangsung akhir tahun ini, menyusul keberhasilan partai berlambang beringin itu meraih hasil cemerlang pada Pemilu 2024. Golkar berhasil menjadi runner-up di bawah PDI Perjuangan dengan prediksi perolehan kursi DPR RI meningkat signifikan.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo memprediksi ada empat kandidat yang berpeluang masuk dalam bursa ketua umum.
“Ada Pak Airlangga Hartarto, kemudian ada Pak Agus Gumiwang, ada Pak Bahlil, dan ada saya hahaha,” kata lelaki disapa Bamsoet itu di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Berikut ini profil singkat para tokoh yang diprediksi akan berebut kursi Ketum Partai Golkar. Dimulai dari Bambang Soesatyo.
Bamsoet lahir di Jakarta, 10 September 1962. Ia besar di keluarga tentara. Bambang menyelesaikan pendidikan dasar dan tinggi di Ibu Kota Jakarta.
Ia tercatat sebagai siswa SMA Negeri 14, Kramatjati, Jakarta Timur. Pada umur 19 tahun, Bambang masuk Akademi Accounting Jayabaya,Jakarta. Kemudian mengambil S1 di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta. Sementara S2-nya, dia selesaikan di IM Newport Indonesia, Amerika.
Sejak mahasiswa, Bambang terlibat aktif di berbagai organisasi. Seperti menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Akademi Akuntansi Jayabaya, Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa, Pemred Majalah Universitas Jayabaya, dan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia.
Bambang Soesatyo juga menjadi Pimpinan Umum Majalah HMI Cabang Jakarta, Wakil Sekretaris Koordinasi Komisariat HMI Universitas Jayabaya, Wakil Sekjen PB HMI, Ikatan Pers Mahasiswa, serta Ketua Umum Organisasi Mahasiswa Mapussy Indonesia.
Karier profesionalnya dimulai sebagai wartawan pada umur 23 tahun. Bambang adalah wartawan Harian Umum Prioritas lalu pindah ke Majalah Vista. Kariernya menaik menjadi pemimpin redaksi majalah Info Bisnis pada usia 29 tahun.
Delapan tahun kemudian, dia sebagai komisaris PT Suara Irama Indah. Puncaknya, pada tahun 2004, Bambang menjadi Direktur PT.Suara Rakyat Membangun sekaligus sebagai Pemiminpin Redaksi Suara Karya.
Kariernya terus merangkak. Pada tahun 2006, Bambang menjabat sebagai Direktur Independen PT SIMA,Tbk, dan setahun kemudian menjadi direktur Kodeco Timber.
Sementara keterlibatan Bambang Soesatyo di Partai Golkar dimulai sejak 1980 jadi aktivis AMPI. Bahkan ia telah menjadi calon anggota legislatif sejak Orde Baru. Namun, baru Pemilu 2009, dia terpilih menjadi anggota DPR RI.
Saat menjadi anggota DPR, ia terlihat vokal saat menangani kasus Bank Century. Saat itu, DPR mengajukan hak angket ke presiden soal kucuran dana talangan Century yang membengkak. Bambang sangat vokal karena menjadi salah satu panitia khusus Bank Centrury.
Pada pemilu berikutnya, 2014, ayah delapan orang anak ini terpilih kembali menjadi anggota DPR 2014-2019. Pengalamannya di DPR, dia ditunjuk Partai Golkar untuk menjadi sekretaris Fraksi Partai Golkar. Sementara di partai dia ditunjuk menjadi Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016. Pada 2018, ia jadi ketua DPR RI menggantikan Setya Novanto yang tersandung kasus korupsi E-KTP. Kini Bamsoet diamanahkan memimpin MPR RI 2019 – 2024.