Jakarta – Tim Malut United asal Maluku Utara fokus pertandingan pamungkas Liga 2 untuk satu jatah promosi Liga 1 yang diperebutkan antara Malut United dan Persiraja Banda Aceh yang berjuang memperebutkan posisi III.
“Dua tiket promosi Liga 1 2024-2025 sudah digenggam PSBS Biak dan Semen Padang sebagai finalis. Pada laga pertama di Langsa, Aceh, Persiraja bermain 0-0 menjamu Malut pada Selasa, 5 Februari 2024 dan laga pamungkas ini kami akan fokus untuk meraih kemenangan,” kata COO Malut United, Willem D. Nanlohy di Ternate.
Dia menyebut, pertandingan leg 1 antara Persiraja Aceh dan Malut United dihentikan ketika memasuki masa injury time babak II karena situasi tidak lagi kondusif akibat sejumlah pemain dan ofisial Persiraja mengejar wasit Cahya Sugandi.
Kubu tuan rumah tidak bisa menerima keputusan wasit Cahya Sugandi yang tidak memberikan penalti karena berkeyakinan pemainnya, Al Muzanni, dilanggar oleh bek Malut di dalam kotak penalti di pengujung pertandingan.
Sebelumnya, di pengujung babak I pun wasit Cahya tidak memberikan penalti dan malah menghukum pemain Persiraja. Ramadhan, karena sengaja melakukan diving dan berharap mendapatkan penalti.
Tak hanya mengejar wasit, kekecewaan pemain dan ofisial Persiraja juga ditumpahkan ke ofisial Malut United yang berada di pinggir lapangan.
“Sudahlah, kami tidak ingin mempermasalahkan kejadian dan teror yang Malut United terima di laga perdana,” ucap Willem D. Nanlohy, COO Malut United.
Willem D. Nanlohy menyebut manajemen Malut tidak mempersoalkan stadion di Langsa yang dianggap tidak representatif untuk menggelar Liga 2. Seperti ruang ganti yang sangat kecil untuk menampung semua pemain dan tidak menyediakan air conditioner.
“Berapa banyak pelanggaran yang pemain Malut terima di laga perdana oleh pemain-pemain Persiraja? Adakah pemain pemain Malut mengejar-ngejar dan protes kepada wasit? Kan tidak!” ujar mantan pemain Persebaya era 1990-an ini lagi.
Willem menegaskan dalam 21 pertandingan Liga 2 yang sudah dijalani, tidak sekalipun Malut mendapatkan penalti walau pemainnya dijatuhkan lawan di kotak terlarang. Atau bola yang sudah melewati garis gawang namun tidak disahkan menjadi gol oleh wasit.
“Kami selalu berusaha menghormati dan menerima keputusan wasit yang kami percaya menjadi pengadil bagi kedua tim. Untuk pengaduan kinerja wasit ‘kan sudah ada prosedurnya, tak perlu kami menciptakan dan membangun narasi negatif.
Willem D. Nanlohy menegaskan, manajemen dan seluruh staf pelatih lebih memilih fokus mempersiapkan pemain Laskar Kie Raha agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, tampil total di lapangan demi mencari kemenangan.
Termasuk fokus di laga kedua menjamu Persiraja di Stadion Madya, Jakarta, pada Sabtu, 9 Maret 2024 pukul 15.00 WIB.