Jakarta – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut ada algoritma yang menyebabkan perolehan suara Ganjar-Mahfud terkunci di angka 17 persen. Hal itu diketahuinya setelah berdiskusi dengan beberapa pakar informasi teknologi (IT).
“Kami banyak bertemu dengan pakar IT yang menemukan persoalan yang sangat fundamental, misalnya dimasukkannya suatu algoritma untuk nge-lock perolehan Pak Ganjar itu hanya maksimum 17 persen,” katanya saat menghadiri Election Talk FISIP UI di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, pada hari Kamis (7/3).
Selain itu pihaknya juga mendapati adanya gangguan siber dalam proses mengunggah form C1, serta sabotase data hitung cepat (quick count). Untuk itu ia mendesak agar secepatnya dilakukan sudit forensik dan meta terhadap aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
“Ini yang kami lakukan sebagai bagian dari temuan-temuan yang sangat penting. Bahkan, menurut pakar IT tersebut, Pemilu seharusnya berlangsung dua putaran. Kami simpulkan bahwa Pemilu 2024 telah terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif sebagai perpaduan Pemilu 1971 dan Pemilu 2009,” imbuhnya.
Hasto menyatakan, pihaknya sudah menyimpulkan bahwa penyelenggaraan Pemilu 2024 telah terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TMS). Dengan demikian, PDI Perjuangan juga melakukan komunikasi dengan pihak lain untuk konsolidasi ihwal kecurangan pemilu ini.
“Kami terus melakukan komunikasi termasuk dengan beberapa partai politik di dalam menyikapi hal ini. Bahkan tadi kan juga ada Pak Sudirman Said yang mewakili pasangan 01, kami banyak juga diskusi dengan Pak Sudirman Said,” katanya.