Jakarta – Pakar Bioenergi Tatang Hernas Soerawidjaja mengatakan, Indonesia sangat siap untuk bersaing dalam hal pengembangan energi terbarukan. Sumber energi terbarukan yang Indonesia sangat berlimpah, salah satunya sumber nabati. Misalnya banyak pohon yang mengandung asam lemak tinggi.
“Dunia memandang transisi ke bioekonomi akan sangat mendukung tercapainya 11 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Transisi energi tentunya menjadi pilihan demi tercapainya tujuan tersebut,” kata Tatang dalam Dikusi Publik bertajuk ”Diskografi Ekonomi Vol.01: Menuju Transisi Energi Berkelanjutan” di Graha Sawala, Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada hari Rabu (6/3).
Pemberdayaan ekonomi nabati memiliki banyak keuntungan. Salah satunya ketersediaan bahan baku yang berlimpah, sehingga biaya produksi bisa jauh lebih ekonomis.
“Di Indonesia ada banyak sekali pohon yang bijinya berminyak ataupun berlemak, di mana pohon yang ada di Indonesia ini parktis tidak ada di negara yang memiliki empat musim. Misalnya, kemiri, kelor, sawit, kelapa, karet, jarak, malapari dan yang lainnya,” jelas Tatang.
Sayangnya, kesadaran para pelaku industri di Indonesia untuk berinovasi ke arah sana masih minim. Pelaku industri selama ini hanya puas dengan pendapatan berbasis komisi.
“Selama ini, yang punya pikiran inovatif itu orang asing. Apa yang orang asing inovasikan, kita hanya menyediakan untuk mereka. Naluri berinovasi kita kecil. Mudah-mudahan pada 2045 Indonesia sudah mampu berinovasi untuk memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam, sehingga bisa mewujudkan transisi energi dengan inovasi sendiri,” harap Tatang.