Jakarta – Pengusaha transportasi Eka Sari Lorena menyayangkan kurangnya dukungan pemerintah kepada pengusaha. Saat menjadi narasumber podcast Interpol (Interupsi Politik), ia mengungkapkan selama pandemi Covid-19, jumlah pengusaha transportasi dan logistik menurun drastis. Kini, setelah pandemi berlalu, upaya pengusaha untuk kembali bangkit justru terkendala berbagai kebijakan pemerintah. Akibatnya banyak pengusaha transportasi dan logistik terpaksa gulung tikar.
“Transportasi dan logistik seperti darah dalam tubuh. Kalau darah tidak sehat, tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, tubuh pasti akan mengalami banyak masalah. Bisa kena stroke atau serangan jantung,” katanya.
Oleh sebab itu, seharusnya keberadaan tranportasi dan logistik harus dipandang sebagai salah satu elemen strategis pembangunan nasional. Bahkan di negara-negara maju, kualitas transportasi dan logistik menjadi salah satu indikator penentu arah pembangunan.
“Kita lihat saja negara-negara maju, pasti transportasi logistiknya efisien. Tata ruang dibangun berdasar mobilitas orang dan barang,” imbuhnya.
Lorena berharap pemerintah yang baru akan lebih ramah pada pelaku usaha. Hal-hal yang sudah baik terus dilanjutkan, sedangkan yang kurang baik di pemerintahan sebelumnya musti diperbaiki.
“Apapun industri kita dan apapun kegiatan kita, entahkah itu pendidikan gratis atau makan siang gratis, semua membutuhkan dukungan transportasi dan logistik agar menjadi program yang efisien dan efektif,” jelasnya.
Perbaikan regulasi memang mutlak diperlukan. Apalagi saat ini Indonesia tengah mendorong peningkatan ekonomi nasional melalui pemberdayaan UMKM. Dengan tersedianya transportasi dan logistik yang baik, akselerasi pertumbuhan ekonomi akan lebih maksimal.
“Kami ini bukan pengusaha manja. Istilahnya PO bukan hanya sebagai perusahaan otobus, tapi Pakai Otak,” ungkapnya.
Untuk menyimak podcast Interpol dengan Eka sari Lorena, silahkan buka tautan berikut