Jakarta – Federasi Tenis Meja Internasional atau International Table Tennis Federation (ITTF) menjadikan dualisme kepengurusan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) salah satu pokok bahasan dalam General Assembly yang diadakan di Busan, Korea Selatan, pada 27 Februari 2024 mendatang. Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari, memastikan hal itu seusai berkomunikasi intensif dengan ITTF.
“ITTF menyampaikan langsung kepada kami (KOI) bahwa mereka memberikan perhatian khusus dan sangat prihatin terhadap perkembangan tenis meja di Indonesia. Dan kami sangat membuka diri untuk bekerja sama dengan siapapun, terutama federasi internasional untuk menyelesaikan permasalahan olahraga yang terjadi di Indonesia,” kata Okto melalui keterangan tertulis (22/2).
ITTF sebenarnya sempat secara khusus membahas persoalan tenis meja Indonesia dalam di Council Meeting di Bangkok 23 Agustus lalu. Berdasarkan informasi yang diperoleh KOI, ITTF akan mengambil keputusan terkait tenis meja Indonesia di General Assembly di Busan. Salah satu agendanya adalah meninjau ulang permasalahan tata kelola (governance) anggotanya di Indonesia.
“Insyaallah semua akan terselesaikan dengan baik dan terpenting kita harus menyadari bahwa Indonesia hanya satu bagian dari sekian banyak negara yang mengikuti tata kelola dari International Federation dan Olympic Charter. Kita tidak mungkin lepas dari tata kelola itu dan tidak mungkin kita semaunya sendiri,” tambah Okto.
Persoalan di tubuh PTMSI belum juga beres karena adanya dualism kepengurusan. Hal itu berimbas pada absennya sejumlah atlet-atlet Indonesia di sejumlah multievent. Secercah harapan muncul setelah Menpora Dito Aritedjo menjadi penengah konflik antara dua kubu Komjen Pol (Purn) Oegroseno dan Peter Layardi Lay. Setelah itu para atlit tenis meja nasional bisa dikirim ke SEA Games 2023. Dito bahkan ikut menemui panitia SEA Games 2023 Kamboja agar atlet Indonesia bisa ikut SEA Games 2023.
Namun persoalan tersebut ternyata belum benar-benar usai. Konflik kembali muncul, sehingga Malah membuat prestasi di cabang olahraga tenis meja Indonesia kian terpuruk.