Jakarta – Tidak lama setelah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilantik menjadi Menteri ATR/BPN pada Rabu (21/2) kemarin, masyarakat kembali mengungkit buku karangan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berjudul “Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong”. Buku bersampul merah tersebut diluncurkan pada 26 Juni 2023 berisi pandangan SBY mengenai sikap Presiden Jokowi menjelang Pemilu 2024.
Dalam buku tersebut, Jokowi diprediksi bakal campur tangan dalam Pilpres 2024 dan menginginkan kontestasi hanya diikuti dua pasangan calon (paslon). Buku yang ditujukan khusus untuk kader Partai Demokrat juga berisi anggapan Jokowi yang tidak menginginkan Anies Baswedan menjadi Capres 2024. Kemudian membahas isu Jokowi yang mendukung sejumlah pihak untuk menjadi capres dan cawapres di Pilpres 2024 dan menentukan siapa capres dan cawapres yang harus diusung.
Secara garis besar, SBY tidak menyalahkan langkah Jokowi tersebut. Asalkan tidak menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan etika ataupun menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power).
“Yang bisa membuat cawe-cawe Pak Jokowi menjadi bermasalah adalah apabila beliau melakukan tindakan yang dinilai melanggar hukum dan atau menyalahgunakan kekuasaannya guna mencegah terjadinya pasangan capres-cawapres yang ketiga,” kata SBY dalam buku tersebut.
Di bagian akhir bukunya, SBY menyampaikan sejumlah disclaimer. Ia menjelaskan, narasi yang disampaikan berdasar percakapan di ruang publik dan informasi dari berbagai sumber terpercaya.
Pegiat sosial Jhon Sitorus pun langsung menyarankan agar buku tersebut ditarik karena berbahaya bagi kesehatan mental AHY.
”Belum setahun buku ini terbit, sepertinya peredarannya harus ditarik secara massif. Berbahaya untuk kesehatan mental AHY nantinya. Lucu sekali tontonan politik ini,” tulisnya di akun media sosial @Miduk17.