Jakarta – Jim Ratcliffe menyatakan menjadi salah satu pemilik Manchester United adalah kehormatan besar disertai tanggung jawab setelah miliarder Inggris itu merampungkan pembelian saham minoritas klub Setan Merah itu pada Selasa (20/2) waktu setempat.
Investasi pria berusia 71 tahun yang akan membuatnya mengendalikan operasional sepak bola tim juara Liga Inggris 20 kali itu, sudah disetujui oleh Liga Premier dan Asosiasi Sepak Bola Inggris pekan lalu.
Pada 24 Desember tahun lalu Ratcliffe sepakat membeli 25 persen saham United dari pemiliknya, keluarga Glazer, dalam kesepakatan senilai sekitar 1,02 miliar pound (Rp20,12 triliun).
Setelah itu pendiri perusahaan raksasa petrokimia INEOS tersebut menyuntikkan lagi dana sebesar 200 juta dolar AS untuk meningkatkan total sahamnya menjadi 27,7 persen dan akan menyuntikkan 100 juta dolar AS lagi akhir tahun ini untuk infrastruktur di Old Trafford.
“Kami harus banyak belajar dari tetangga kami yang berisik (Manchester City) dan tetangga lainnya (Liverpool). Tapi pada akhirnya, mereka adalah rival kami,” kata Ratcliffe sebagaimana diwartakan AFP, Rabu (21/2) waktu setempat.
“Mereka berada di posisi yang baik selama beberapa waktu terakhir dan ada beberapa hal yang dapat kami pelajari dari keduanya. Mereka memiliki organisasi yang masuk akal, orang-orang hebat dalam organisasi, lingkungan yang baik, penuh semangat, dan pimpinan elit di mana mereka bekerja,” kata dia.
“Saya sangat menghormati mereka, namun mereka tetaplah rival,” kata Ratcliffe.
Sebagai langkah pertama, Ratcliffe ingin merombak beberapa struktur organisasi MU, misalnya merekrut Omar Berrada dari Man City sebagai kepala eksekutif serta Dan Ashworth dari Newcastle sebagai direktur olahraga.
Namun Ratcliffe mengakui butuh waktu yang lebih lama untuk membangkitkan kembali MU yang belum memenangkan Liga Inggris sejak 2013 dan terakhir kali mengangkat piala Liga Champions pada 2008.
“Ini bukan perubahan dalam semalam – ini akan memakan waktu dua atau tiga musim,” tambah Ratcliffe.
“Anda harus meminta kesabaran dari para penggemar. Saya tahu dunia saat ini menyukai kepuasan instan, tetapi tidak demikian dengan sepak bola,” tutur dia.
Untuk jangka panjang, Ratcliffe ingin merenovasi Old Trafford atau membangun stadion baru. Ia menilai, stadion berkapasitas 74.000 penonton itu sudah ketinggalan zaman jika dibandingkan markas klub-klub terkemuka lainnya dalam 20 tahun terakhir.